Categories Kisah

Ustadz Ihsan Nuzula, Sukses dengan Al-Qur’an

“Engkau tak usah pikirkan kerja. Cukup mengaji saja. Nanti Allah akan menjamin hidupmu.”

SudutPayakumbuh.com – “Engkau tak usah pikirkan kerja. Cukup mengaji saja. Nanti Allah akan menjamin hidupmu.” Itulah pesan dari almarhum ayah seorang ustadz muda, Ihsan Nuzula M.Pd.I. Pria yang baru saja menyabet juara 1 MTQ tingkat Nasional ke-28 di Mataram ini merealisasikan pesan sang almarhum ayah. Ia membuktikan, dengan Alquran-lah ia meraih cita-cita dan masa depannya.

“Kalau tidak dengan Alquran, mana mungkin ana (saya) sampai ke sana (Mataram, NTB). Tidak mungkin ana sampai ke Kuwait atau Malaysia. Karena Alquran-lah ana bisa mengikuti berbagai lomba tingkat nasional hingga Internasional dan bisa ke luar negeri,” kisahnya Ustadz Ihsan kepada Wartawan, Kamis (11/8/2016) lalu.

Guru Tilawah di Pesantren Terpadu Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh ini sebenarnya lahir dari keluarga sederhana. Ia tumbuh dengan nilai-nilai kesederhanaan dan kebersahajaan bersama sembilan orang saudaranya.

Kendati demikian, anak kesembilan dari 10 orang bersaudara ini memang dikader oleh kedua orang tuanya agar kelak menjadi seorang Qari (pembaca Alquran). “Ana tidak dibebankan tugas atau bekerja seperti kakak-kakak ana yang lain. Misalkan mengembala ternak, itik (bebek), atau bekerja membantu orang tua. Ana disuruh mengaji saja,” kenang Ustadz Ihsan sembari menyebut pesan Almarhum ayahnya.


Kedua orang tua sang Ustadz memang sudah dikenal masyarakat setempat sebagai Qari dan Qari’ah. Walau skalanya mereka hanya tingkat Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota saja. Demikian juga enam orang kakak laki-laki dari Ustadz Ihsan. Semuanya Qari dan pernah menjuarai berbagai Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

Baca juga Biodata Ustadz Ihsan Nuzula – https://www.sudutpayakumbuh.com/2016/08/11/inilah-biodata-lengkap-jawara-mtq-nasional-dari-payakumbuh/

Ketertarikan Ustadz Ihsan dengan seni baca Alquran dimulai semenjak ia duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Ia dilatih seorang Qari’ah Internasional Ibu Wildayati. Hampir setiap sore ia menuntut ilmu di rumah Ustadzah yang pernah menyabet Juara 1 MTQ Tingkat Internasional tahun 1996 yang ketika itu digelar di Malaysia.

“Tahun 1998 ana datang ke rumah Ibu Wil di Tabek Panjang. Ana diperlihatkan tropi Juara 1 MTQ Internasional itu sambil dibilang, ‘Apa kamu tidak ingin seperti ini?’ Tentu saja semangat ana menyala-nyala,” kisah Ustadz Ihsan. Semenjak itulah, ia belajar sungguh-sungguh dan menyelami betul tentang seni baca Alquran.

Duduk di kelas dua ‘Aliyah, Ihsan muda mencoba peruntungan mengikuti seleksi MTQ tingkat Provinsi. Ternyata, tim seleksi langsung jatuh hati dengan suara merdunya. Lantunan ayat suci Alquran begitu indah dilagukannya. Akhirnya, ia pun langsung diperkenankan untuk ikut MTQ tingkat Provinsi dan menyabet juara kedua.

“Mungkin ana-lah orangnya yang tidak pernah ikut MTQ tingkat kota atau kecamatan. MTQ pertama yang diikuti langsung tingkat provinsi. Setelah itu, dipercaya membawa nama Sumatera Barat ke tingkat Nasional. Dan selanjutnya membawa nama Indonesia ke kancah MTQ tingkat Internasional,” jelasnya.

Ketika mengikuti ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional ke-26 di Mataram dari tanggal 28 Juli hingga 7 Agustus 2016, ia begitu berharap bisa mendapatkan peringkat pertama. Pasalnya, sudah empat kali ia mengikuti MTQ tingkat nasional dan belum menduduki posisi puncak. Ternyata benar. Berkat kerja keras dan doa yang tak putus-putusnya ia panjatkan, ia berhasil menyabet juara 1.

Ketua Dewan Hakim TTQN XXVI 2016, Prof Dr Said Agil Almunawwar dalam pengumuman juara yang dibacakan Sabtu (6/8/2016) menyebutkan, Ustadz Ihsan meraih skor penilaian 97.000 di cabang Tilawah Al-Quran golongan dewasa. Ia menyisihkan kafilah asal Kepulauan Riau H Awaludin dengan skor 94.333 yang meraih peringkat dua. Sedangkan Kafilah Banten, Fathullah harus puas menduduki peringkat tiga dengan skor nilai 93.000.

“Ini adalah MTQ yang paling berkesan di hati. Pertama, karena keberhasilan di cabang yang paling bergengsi di tingkat nasional. Kedua, karena antusias masyarakat Mataram terhadap kegiatan MTQ,” jelasnya. Ia juga menilai, MTQ di Mataram menurutnya adalah MTQ yang termewah selama ia mengikuti pelaksanaan MTQ. Pantas saja, tidak hanya bagi Ustadz Ihsan sendiri, tapi bagi peserta lainnya gelaran MTQ tersebut sangat berkesan.

Setelah berhasil menduduki peringkat pertama Nasional, Ustadz muda yang rendah hati tersebut kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa di Pesantren Terpadu ICBS Payakumbuh. Hari pertama ia datang ke Pesantren, ia sudah disambut ratusan santri-santrinya dengan gegap gempita. Ia adalah kebanggaan sekaligus tauladan.

Pimpinan Pesantren ICBS Ustadz H Ahmad Maududi Lc MA dalam acara penyambutan Ustadz Ihsan menuturkan, Pesantren ICBS patut bersyukur memiliki seorang ustadz yang prestasinya sangat membanggakan. “Kita patut berbangga, karena Ustadz kita bisa mendapatkan peringkat pertama MTQ Nasional. Mudan-mudahan diberikan kebaikan dan keberkahan yang lebih banyak untuk Ustadz Ihsan, keluarga, dan sekolah kita,” pesan Ustadz Maududi.

Ustadz Ihsan bertekad, ia ingin melahirkan para Qari dan Qari’ah dari pesantren ICBS tempatnya mengajar. “Guru itu baru dipandang berhasil kalau dia bisa menjadikan murid-muridnya lebih dari apa yang dia capai. Ana bertekad, akan lahir di Pesantren ICBS ini para Qari tingkat nasional bahkan Internasional,” tegasnya.

Saat ini, ada sekitar 20 orang santri yang secara khusus dikader Ustadz Ihsan untuk dipersiapkan menjadi Qari dan Qariah. Mereka memang diharapkan kelak bisa mengikuti jejak Ustadz Ihsan untuk mengikuti MTQ tingkat Nasional bahkan Internasional.

“Mereka ini sudah pernah juga menjadi yang terbaik untuk tingkat Sumatera Barat. Ana optimis. Jika mereka terus dilatih dan dikembangkan potensinya, hasilnya pasti luar biasa. Apalagi dukungan sarana-prasarana dari pihak sekolah sangat tinggi,” pungkasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *