Kasus video viral yang sempat ramai jadi perbincangan warganet mengenai salah seorang anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 di Nagari Sariak Laweh kecamatan Akabiluru yang melawan gurunya dengan berkata kasar dan bersikap kurang baik berakhir secara damai dan kekeluargaan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lima Puluh Kota Afri Efendi bahwa pada 18 Juli 2023 kasus video viral tersebut sudah diselesaikan dengan baik.
Menurutnya kejadian itu tidak serupa dengan video yang beredar, yang berarti bertolak belakang, dimana video itu menggambarkan sosok anak yang kurang sopan.
“Dari proses awal nya ngobrol-ngobrol dengan gurunya, kemudian adanya salah komunikasi antara guru dan anak sehingga menyebabkan anak menjadi emosi,” kata Afri Efendi.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan klarifikasi ke sekolah dan sudah diakui oleh guru tersebut.
“Jadi memang salah komunikasi antara guru dan anak. Mungkin perlakuan yang kurang pas kan seharusnya guru itu kalau ada masalah anak itu dibelai, disayang, dimanjakan. Mungkin ada pula terlontar kata-kata yang kurang pas menurut anak sehingga timbul emosinya, disaat beremosi itu divideokan, begitu sebenarnya,” kata Afri Efendi saat ditemui sudutpayakumbuh.com di ruangan kerja Kantor Disdikbud Lima Puluh Kota pada Selasa 18 Juli 2023.
Tak hanya itu, Afri Efendi juga mengirimkan video klarifikasi serta permintaan maaf guru SDN 07 Sariak Laweh tersebut kepada Sudutpayakumbuh.com.
Dalam video itu guru tersebut didampingi oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Orang Tua Wali Murid, Wali Nagari, Ninik Mamak, Kadisdik Kabupaten, dan Pengurus PGRI Kabupaten menyampaikan permintaan maafnya karena sudah membuat video yang beredar di jagat maya dan menegaskan jika permintaan maaf tersebut dibuat dalam keadaan sadar tanpa intervensi atau paksaan dari pihak manapun.
“Saya meminta maaf atas kesalahan saya membuat video tersebut kepada pihak-pihak yang telah dirugikan akibat video tersebut. Perlu saya klarifikasi bahwa kejadian sebenarnya hanya kesalahpahaman yang tidak semestinya terjadi terutama antara guru dan murid terkait masalah ini telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan melibatkan berbagai pihak terkait,” ujar Fermini Wulansari Guru UPTD SDN 07 Sariak Laweh.
Afri mengatakan ini suatu pembelajaran dan sangat berharga bagi dunia pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota sebab berhubungan dengan karakter baik itu karakter seorang guru maupun karakter seorang anak.
“Apabila guru ingin menyampaikan materi karakter ke anak tentu guru terlebih dahulu harus berkarakter. Sehingga sasaran dari guru supaya sampai ke anak berupa materi yang ingin disampaikan yang intinya berkarakter atau bersikap yang baik dimulai dari diri guru dahulu,” katanya.
Ia berharap mudah-mudahan kejadian ini menjadi pertama dan terakhir di Lima Puluh Kota.
Sementara itu, menurut Afri di Akabiluru tadi sempat mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah yang perkumpulan tersebut dinamai Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).
Dalam pertemuan itu diberikan berupa pencerahan atau pembinaan singkat supaya kejadian ini tidak terjadi lagi di sekolah-sekolah lain.
“Untuk sekolah-sekolah yang ada di Lima Puluh Kota perkuat persatuan antarguru. Kalau sudah sehati kita di sekolah, antara guru dengan guru, pimpinan dengan pimpinan, antara guru dengan wali murid, guru dengan anak-anak. Apa yang kita inginkan seperti karakter, mutu pendidikan dan yang kita cita-citakan pasti akan tercapai, intinya kerja sama yang di dalam dan di luar,” ujarnya.