Surau Dagang Rao-Rao yang terletak di Jalan Arisun, Nunang, Payakumbuh Utara, Sumatera Barat menjadi salah satu Cagar Budaya Tidak Bergerak yang ada di Kota Payakumbuh.
Surau Dagang Rao-Rao ini ini tercatat dalam Surat Keputusan Walikota Tentang Penetapan Bangunan dan Struktur Sebagai Cagar Budaya Kota Payakumbuh dengan nomor 556.7/621/WK-PYK/2020.
Menurut Damris selaku Imam Jamaah Surau Dagang Rao-Rao mengatakan berdasarkan keterangan yang ia terima Surau Dagang Rao-Rao didirikan pada tahun 1835 kemudian menurut pendapat bapak Gaek yang sudah lama di rantau menyebutkan surau Dagang Rao-Rao dibangun pada tahun 1837.
Surau Dagang Rao-Rao dibangun oleh saudagar perantau Rao-Rao yang datang ke Payakumbuh, sebagai tempat beribadah ketika para perantau tersebut singgah atau datang kembali ke Payakumbuh.
“Ketika Bupati Tanah Datar bapak Shadiq Pasadigoe, dia menjadikan surau ini sebagai situs Purbakala, Ini termasuk aset purbakala yang dilestarikan,” kata Damris saat ditemui sudutpayakumbuh.com di Surau Dagang Rao-Rao pada Sabtu 6 Mei 2023.
Damris juga mengatakan terkait renovasi Surau Dagang Rao-Rao ini awalnya memiliki lantai papan yang di dalamnya diberikan tanah urut yang ditimbun setelah itu baru diganti dengan lantai semen.
“Sampai tahun 2011 kalau gak salah, baru diberikan keramik, atapnya tidak ada diubah cuma diperbaiki saja. Termasuk jendela pun seperti itu sudah direhab meski dalam bentuk yang lama,” ujarnya.
Surau dagang rao-rao selain dijadikan tempat beribadah menurut Damris setiap salat shubuh sampai terbitnya matahari para jamaah Surau mengadakan kegiatan tartil alquran yang sudah berjalan selama bertahun-tahun.
“Setiap shalat subuh ambil alquran kemudian diterjemahkan dua sampai tiga ayat. Jamaah tetap yang hadir itu ada laki laki 15 orang dan jamaah perempuan 7 orang. Kebanyakan jamaah yang hadir di luar Labuah Baru dan sekitarnya, seperti Pasar Ibuah, Koto Nan Gadang, Parik Rantang, Bunian,” ujarnya.
Selain itu, di Surau Dagang Rao-Rao ini dikatakannya juga diselenggarakan pengajian ibu-ibu setiap Ahad setelah salat Ashar dan untuk kegiatan bagi anak-anak, menurut Damris di Surau ini belum ada kegiatan anak-anak seperti mengaji TPA dan lainnya.