Didik Siswa dengan Kecerdasan Intelektual dan Spritual
Bagi warga di lingkungan SMAN 1, SMAN 3 dan SMAN 5 Payakumbuh, Resnulius dikenal sebagai sosok pembawa perubahan.Tiga kali menjabat kepala sekolah (kepsek) di sekolah yang berbeda, selalu berhasil membawa pembaharuan, baik segi fisik hingga kualitas peserta didik.
Kini ia punya cita-cita menjadikan sekolah SMAN 5 Payakumbuh sebagai sekolah “Almamater Qalbu”, yakni menggabungkan kecerdasan intelektual dan spritual.
Tidak terasa, sudah 22 tahun Resnulius mengabdikan dirinya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa di dunia pendidikan.
Mengawali karir sebagai guru di SMU Negeri Benai Kabupaten Inhul Riau dengan status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tahun 1993 silam, saat pindah ke Kota Payakumbuh, ia dipercaya memegang tampuk kepemimpinan di tiga sekolah yang berbeda di Kota Payakumbuh.
Saat ditemui di ruangannya di SMAN 5 Payakumbuh yang masih dalam tahap perbaikan, pria kelahiran Payakumbuh, 17 Desember 1962 ini mulai bercerita tentang pengalamannya sejak mengikuti program Sarjana Penggerak Pembangunan Desa (SPPD) hingga meraih penghargaan sebagai guru berprestasi tingkat kota dan nominator di tingkat provinsi.
Dengan sosoknya yang tegas, alumni IKIP jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan ini membangun dan menciptakan iklim kondusif di setiap sekolah yang dipimpinnya. Sehingga sekolah tersebut selalu tampil berbeda dibandingkan sekolah lain.
“Awal SK saya dulunya sangat jauh sekali yaitu di Ranai, Natuna. Tapi setelah mengajukan permohonan, akhirnya saya ditempatkan di Benai, daerah Teluk Kuantan. Setelah mengabdi sejak 1993 hingga 2002, barulah saya pindah ke SMUN 1 Payakumbuh sebagai guru Sosiologi,” ujar nominator guru berprestasi tingkat Sumbar ini.
Waktu cepat berlalu, membuatnya tidak menyadari telah belasan tahun mengabdi di SMAN 1 Payakumbuh yang dikenal sebagai Kampus “Bougenville SMANSA” Payakumbuh.
Sukses memimpin di sekolah tersebut, awal bulan November lalu ia diamanahkan untuk melanjutkan kesuksesannya di SMAN 5 Payakumbuh yang direncanakan akan menjadi sekolah Boarding Payakumbuh.
Ia bercita-cita akan menjadikan SMA kelima di Kota Payakumbuh tersebut sebagai Jatinangor-nya Payakumbuh.
Untuk mencapai itu semua, peserta terbaik latihan kerja pendalaman materi mata pelajaran Sosiologi-Antropologi pada tahun 1995 silam tersebut memilki konsep 3H dan menjadikan SMAN 5 Payakumbuh sebagai Almamater Qalbu.
“H pertama yaitu Head. Di sini, siswa kita asah kemampuannya untuk berkompetisi secara akademik dengan siswa-siswa SMA lain yang ada di Kota Payakumbuh. H Kedua, yaitunya Heart, pada poin ini kita ingin mengajarkan kepada siswa tentang kepedulian, solidaritas, dan sikap sosial yang tinggi baik terhadap sesama maupun lingkungan. Sehingga nantinya siswa ini memiliki kepedulian yang tinggi dan mampu menjadi makhluk sosial yang peduli akan permasalahan yang terjadi di lingkungannya,” kata alumni SDN 2 Lampasi, SMPN Bunga Setangkai 50 Kota, dan alumni SMAN 1 Payakumbuh ini.
Kemudian H ketiga, Hand. Dengan hand ini, ia berupaya menggali keterampilan yang dimiliki para siswa sebagai bekal bagi mereka nanti jika tidak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Tidak semuanya yang akan kuliah dan menjadi sarjana. Pasti akan ada siswa yang memilih jalur wiraswasta dan membuka usaha sendiri. Nah, dari sinilah kita gali bakat dan kemampuannya Makanya kita ajarkan mereka tentang berbagai keterampilan yang bisa dikembangkan di sekolah ini seperti agrowisata dan pembibitan bunga, seperti yang pernah dilakukan di SMAN 3 Payakumbuh,” ujar Resnulius mengenang kepemimpinannya pada tahun 2007 lalu tersebut.
Untuk mencapai Almamater Qalbu ini, ia berharap dukungan dari pemerintah sebagai leading sector dan seluruh stakeholder serta lapisan masyarakat untuk bersama-sama membangun SMAN 5 Payakumbuh sebagai salah satu sekolah harapan di Kota Payakumbuh.
Hal itu menurutnya tidak mustahil akan terwujud karena dengan dukungan bersama maka visi dan misi yang ingin dicapai akan terwujud.
“Setelah konsep Cerdas Budaya di SMAN 3 Payakumbuh dan Sekolah Bermartabat di SMAN 1 Payakumbuh maka di SMAN 5 Payakumbuh ini kita akan coba menjadikan sekolah ini sebagai Alamater Qalbu yang menggabungkan kemampuan otak atau head, kepedulian dan kepekaan hati terhadap persoalan sosial atau heart, dan hand sebagai sebuah keterampilan yang bermanfaat nantinya dapat terwujud,” kata Resnulius yang pernah menjabat sebagai ketua OSIS, sekretaris KNPI kecamatan, ketua HIMA, dan ketua senat mahasiswa tersebut.
Menurutnya jabatan kepala sekolah yang kini diembannya bukanlah sebagai sebuah jabatan yang utama. Tapi hanyalah sebagai tugas tambahan baginya sebagai seorang guru yang dipercaya melakukan motivator, administrator, dan supervisor di sekolah.
“Tugas utama saya saat ini adalah menjadi seorang guru dan jabatan kepala sekolah ini hanya sebagai tugas tambahan. Hal terpenting tentunya adalah bagaimana menjadi guru yang baik bagi siswa dan mampu melahirkan generasi muda yang memiliki pengetahuan akademik yang bagus, hati yang bersih dan kritis akan isu sosial serta memiliki kemampuan atau life skill yang bermanfaat baginya di kehidupan di tengah masyarakat,” ujar ayah tiga anak ini mengakhiri pertemuan di SMAN 5 Payakumbuh siang itu. (*)