Pj. Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda tanggapi postingan di media sosial instaram yang diunggah pada Senin 1 Mei 2023 terkait pembongkaran pagar yang mengelilingi Tugu Adipura.
Unggahan Pj. Wali Kota Payakumbuh ini lun menuai pro dan kontra dari masyarakat yang membaca dan melihat postingan tersebut.
Rida Ananda saat ditemui sudutpayakumbuh.com di ruangan kerja Balai Kota Payakumbuh pada Kamis 4 Mei 2023 mengatakan postingan tersebut sengaja di lempar ke publik untuk melihat reaksi dan tanggapan masyarakat Payakumbuh.
Menurutnya ini juga dikarenakan ada masyarakat yang mengeluh sehingga ia menanggapi perihal tersebut.
“Keluhannya seperti Pak kalau bisa diperkecillah pagar ini Pak karena kalau kita di sana tu gak kelihatan kendaraan lawan di situ jadi akan meragukan kita di dalam berkendaraan. Kan pagarnya agak besar tu Pak jadi dikurangi sedikit. Jadi saya juga mikir kalau dikurangi bagaimana, kondisi jalan juga bagaimana makanya saya mintai pendapat netizen,” ujar Rida.
Menurutnya pembongkaran pagar di sekitar Tugu Adipura ini masih dalam tahapan mengkaji serta menganalisa dari sisi lalu lintas, Pekerjaan Umum (PU), dan Perhubungan.
“Hal ini dikarenakan pada saat membangunnya dulu dibeberapa tahun yang lalu kendaraan yang berlalu lalang tidak begitu banyak dan itu berbeda dengan sekarang kendaraan sudah mulai bertambah,” katanya.
Untuk itu, dikatakannya bahwa dirinya ingin mengetahui pendapat masyarakat khususnya yang aktif di dunia maya dan kalau memang netizen banyak yang mengatakan bahwa tidak usah dulu dan tidak perlu dibongkar.
“Alasan dibongkarnya pagar tersebut untuk memperlebar serta memperluas badan jalan, artinya memperlebar jalan itu kalau kita dari arah Pekanbaru agak lari kita ke kiri, kita mau lurus pasti kita agak lari dikit kan, begitu pun dari arah Bukittinggi apalagi kita pas pasan dengan roda dua dan roda empat pasti kita akan lari ke kiri, gak bisa kita langsung lurus, itu berarti ada penyempitan di area tersebut,” ujar Rida.
Sementara itu, hasil penelusuran Tim Sudut Payakumbuh bahwa warganet banyak berkomentar terkait memperbaiki tempat parkir dan membuat gedung parkir yang layak dibandingkan membongkar pagar Tugu Adipura.
Menanggapi hal tersebut, Pj. Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda menjelaskan memang kendala pemerintah dan masyarakat ada di persoalan-persoalan parkir dan jika sudah memiliki gedung parkir yang layak mungkin tidak akan jadi persoalan.
“Tapi di saat kita butuh gedung parkir kita tidak ada tempat, tidak punya gedung parkir yang layak. Kalau seperti Bukittinggi itu sudah ada gedung parkirnya khusus, sementara kita tidak punya,” ujarnya.
Sebelumnya, dibeberapa tahun yang lalu Rida sudah melakukan pendekatan ke Bupati namun belum dapat kesepakatan untuk eks Kantor Bupati idealnya bisa digunakan sebagai tempat parkir.
“Cuma itu bukan milik Kota tapi milik Kabupaten yang bisa kan kita memohon dan meminta tapi sebenarnya belum ada kesepakatan. Mungkin tempat-tempat lain yang kita jadikan tempat parkir pun gak ada, kita kan berada masih dipinggir jalan umum. Jadi memang itu persoalan kota kita,” ujarnya.
Selain itu, Rida Ananda juga menambahkan bahwa dirinya akan membenahi beberapa fasilitas yang telah ada.
“Saya kan pengen memperindah pusat kota kita, mau diapakan sih sekarang kan sudah pakai lampu-lampu, anggarannya itu bukan dengan APBD tapi saya minta tolong sama PLN. Saya hubungi PLN minta tolong diterangkan itu lampu-lampunya supaya masyarakat bisa menikmati,” katanya.
Menurutnya, pemerintah hanya memiliki anggaran untuk melakukan pemeliharaan jalan sehingga Pemko Payakumbuh harus berhati-hati dalam bertindak dan tidak bisa semprono.
“Sedangkan untuk Tugu Adipura tidak akan dibongkar, hanya pagarnya saja karena bagian Tugu tersebut akan dipercantik dan sejelek apapun komentar masyarakat kita terima karena kami yang melemparkan postingan, ada yang bilang “bantuak ndak ado karajo pak” muncul itu ya karena saya bekerja kalau saya ndak bekerja, ndak akan muncul ide itu serta saya memikirkan kepentingan lalu lintas,” ujar Pj. Wali Kota Payakumbuh.
Lebih lanjut, dikatakannya bahwa pihaknya akan memprioritaskan yang lebih penting dan juga tidak masalah kalau itu tidak jadi dirombak karena anggaran juga tidak ada.
Bagi Rida jika kebutuhan lalu lintasnya mengatakan memang harus dibongkar maka akan diambil keputusan itu. Jika sepanjang masyarakat tidak merasa terganggu dengan lalu lintas itu tidak perlu diambil keputusannya.
“Kita menindaklanjuti aspirasi masyarakat, Itu pun tugu dibawahnya kan pagarnya gak indah, Cuma pagar tok, pagar mati, cat nya juga udah mulai buram itu sebenarnya salah satu yang membuat saya itu ya bongkar ajalah. Itu sebenarnya ide untuk membongkar pagarnya. Karena biaya pemelihaannya kita gak ada, karena itu pun gak masuk dalam aset. Setelah kita check gak masuk dalam aset,” katanya.