SudutPayakumbuh.com – Tanggal 9 Desember, menjadi hari yang paling ditunggu oleh masyarakat di 14 kabupaten/kota di Sumbar untuk menentukan kepala daerah baik itu bupati, walikota maupun gubernur. Namun hal tersebut tidak demikian dirasakan beberapa orang pemilih pemula di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.
Pasalnya, tiga orang pemilih pemula ini baru pertama kali mengikuti pemilihan kepala daerah yang dilakukan pada tahun 2015. Anisa Herni Novian, remaja yang beralamat di Jalan Balai Polam Kelurahan Tanjunggadang, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh ternyata menyimpan sebuah kecemasan.
Anisa Herni Novan yang akrab disapa Caca ini mengatakan dirinya sangat cemas dan ragu dalam mengikuti pemilihan perdana untuk memilih calon gubernur dan wakil gubernur untuk Sumbar ke depan. Hal ini dikarenakan dirinya sangat awam dalam mengetahui tentang dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
“Sebenarnya Caca senang bisa ikut ambil andil dalam pilkada serentak ini. Selain akan memiliki KTP dan SIM, keikutsertaan ini juga menjadi tahapan bagi Caca menuju dewasa. Tapi di balik itu semua ada kecemasan dan keraguan akan pilihan yang dijatuhkan pada pasangan calon,” kata Caca saat mengikuti rapat persiapan launching Antologi Cerpen dan Puisi serta Komunitas Arriqin yang akan diadakan pada 17 Desember mendatang tersebut.
Ia mengaku kebingungan saat dipastikan menjadi salah satu pemilih di TPS IV Tanjunggadang, Koto Nan Ampek, Payakumbuh ini. Pengetahuan tentang paslon yang tidak dimilikinya membuat remaja kelahiran Payakumbuh, 19 November 1998 ini harus mencari akal agar dapat memilih dihari paling bersejarah dalam hidupnya tersebut.
“Bingung sih tapi Ca langsung cari informasi tentang kedua paslon tersebut di internet dan sumber lainnya. Caca juga tanya ke orang tua, ke teman-teman dan akhirnya memutuskan untuk memilih salah satu paslon karena dinilai baik dalam visi misinya,” ujar Caca dengan penuh keluguan, Rabu (9/12).
Sama halnya dengan Caca, Fatizah Rahmi, siswi SMAN 1 Payakumbuh ini mengungkapkan rasa senang bangga bercampur keraguan. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan terkait calon gubernur dan wakil gubernur serta calon bupati dan wakil bupati yang ada saat ini.
“Senang, bisa memilih pemimpin Sumbar lima tahun ke depan, bisa punya KTP dan SIM. Waktu di TPS juga dapat pengalaman baru dan mengerti proses pemilihan yang sebelumnya belum pernah dialami. Biasanya hanya dengar dari orang-orang saja tapi sekarang bisa langsung merasakan,” kata dara asal Jorong Tanjung Simantuang, Nagari Situjuah Gadang, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota ini.
Sementara itu, Resvan Al Fikri Joneva yang juga menjadi pemilih pemula dalam pilkada badunsanak tahun ini merasa ada keterbatasan informasi antara paslon dengan masyarakat dan pelajar atau siswa. Menurutnya meskipun sudah dilakukan sosialisasi oleh KPU baik itu tingkat provinsi maupun daerah, dirinya masih merasakan keterbatasan informasi yang dilakukan oleh pasangan calon kepada tengah masyarakat.
“Ini sangat disayangkan karena sebagai pemilih pemula saya merasa kurang ada informasi yang diberikan paslon. Tidak adanya turun ke lapangan dan berhubungan dengan masyarakat terutama pelajar membuat kebanyakan pemilih pemula menjadi miskin akan informasi,” kata Resvan yang melakukan pemilihan di TPS Nan Kodok Kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh.
Meskipun demikian, ketiga pemilih pemula ini mengaku tetap melakukan pemilihan dengan memilih calon pemimpin yang menurutnya terbaik dan layak untuk memimpin Limapuluh Kota maupun Sumbar ke depan. Mereka berharap akan perbaikan maupun kebijakan yang pro rakyat sehingga pada masa mendatang dapat menghasilkan generasi muda yang nantinya juga bisa menjadi pemimpin idaman.
“Semoga pilihan perdana kami terhadap pasangan calon ini dapat memberikan perubahan terhadap negeri ini. Kemudian kebijakan yang dilakukannya pun juga berpihak kepada masyarakat. Ingat pemimpin terpilih nanti tersebut ada karena rakyat dan jadilah pemimpin untuk rakyat,” ujar Caca, Ami, dan Resvan kompak.(*)