Payakumbuh Poetry Festival (PPF) 2023 resmi digelar empat hari, dari 4-7 Oktober 2023 di Agam Jua Art Cultural and Caffe.
Tiga penyair Asia Tenggara akan hadir memeriahkan acara tersebut seperti Tulayan, penyair perempuan asal Filipina yang banyak menciptakan puisi visual, Ng Yi-Sheng dari Singapura yang akan berbicara soal ‘performance poetry, serta Rossanee Nurfarida penyair dari Thailand yang kerap menciptakan karya puisi lewat audio-visual.
Tak hanya itu, Sutradara dan penulis skenario ternama tanah air, Salman Aristo juga ikut menjadi salah satu narasumber dalam diskusi bertajuk “Puisi Tumbuh Bentuk Berganti.”
Ia adalah penulis skenario film Laskar Pelangi (2008) yang ditulisnya berdasarkan novel karya Andrea Hirata dan juga penulis skenario film Bumi Manusia (2019) yang ceritanya berasal dari Tetralogi Buru karya penulis Pramudya Ananta Toer.
Ketua Acara PPF 2023 Roby Satria dalam laporannya menyampaikan PPF awalnya digagas pada 2020 saat pandemi, berlanjut di 2021 dengan kondisi masih pandemi dengan konsep yang sama, kemudian 2022 pandemi meredup PPF bisa dilaksanakan pertama kali dalam kondisi offline dan pada 2023 ini pelaksanaan PPF yang keempat bertemakan Puisi Tumbuh Bentuk Berbakti.
“Kegiatan ini berlangsung berkat Bantuan dana Pokok Pikiran dari Ketu DPRD Sumbar Bapak Supardi melalui Dinas Pariwisata Sumatera Barat dan kami sangat mengucapkan terimakasih banyak,” ujarnya
Menurutnya rancangan PPF 2023 sudah dilakukan sejak awal tahun, event ini terus berkembang dan tahun ini menghadirkan Buku Puisi Pilihan PPF 2023 dari Indonesia dan wilayah Sumbar.
Selain itu, program selanjutnya menghadirkan wisata sastra dengan mengunjungi lokasi-lokasi yang berkaitan dengan dunia sastra.
“Kegiatan ini juga menggaet generasi muda untuk melek terhadap literasi. Selamat datang di Payakumbuh, selamat datang di Payakumbuh Poetry Festival 2023,” katanya.
PJ Wako Payakumbuh diwakili oleh Staf Ahli Wali Kota Payakumbuh Evi Jaya mengatakan sangat berterimakasih dan mengapresiasi kehadiran bapak dan ibuk dalam acara ini karena sudah membuat event besar di Kota Payakumbuh ini.
“Payakumbuh ini terkenal dengan kuliner malam yang rasanya enak, dengan branding City Of Randang. Kalau bisa bapak ibuk bisa mencicipinya,” katanya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Dewi Ria menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan ini untuk menjadikan Payakumbuh sebagai kota Wisata, Seni dan Sastra yang akan mengadakan kegiatan sastra yang berkualitas.
“Kami mendukung penuh kegiatan ini mudah-mudahan menjadi wadah untuk dapat saling bertukar informasi dan pengetahuan dengan hadirnya narasumber yang berkompeten, jadi ajang pertemuan bagi sastrawan kita. Semoga berjalan lancar sampai hari terakhir,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi sekaligus membuka acara menyampaikan untuk tahun depan mencoba membuat acara secara mandiri tanpa dibantu pemerintah dengan cakupan acara yang lebih besar lagi.
“Pasti bisa, kenapa tidak bisa, saya yakin dan percaya, tahun depan kita bikin acara ini lebih besar tanpa mengemis kepada pemerintah. Mimpi saya hari ini adalah kenyataan untuk hari esok jika kita bersungguh sungguh,” katanya.
Menurutnya satu-satunya cara dengan menjadikan Payakumbuh menjadi Kota Festival karena hari ini sudah membuktikan dengan menghadirkan orang-orang dari berbagai negara, semuanya dapat dilakukan dengan kolaborasi.
“Ini sudah luarbiasa karena panitia mengadakan acara yang besar ini. Mimpi saya yang kedua adalah dengan membangkitkan percaya diri menjadi orang Minang. Percaya diri Itu adalah karakter dan kultur orang minang yang harus kita pegang. Semoga ke depannya acara ini tidak hanya satu kali tapi bisa beruntun terus menerus,” ujarnya.