Categories Warta

Minim Pelanggan, Begini Kondisi Tukang Ojek Pangkalan di Payakumbuh Jelang Akhir Tahun

Minim Pelanggan, Begini Kondisi Tukang Ojek Pangkalan di Payakumbuh Jelang Akhir Tahun

Ada beberapa titik pangkalan ojek di Kota Payakumbuh, seperti Pangkalan Ojek 001, Pangkalan Ojek 002 simpang Sianok, Pangkalan Ojek simpang Labuh Basilang, Pangkalan Ojek simpang pasar ibuh dan Pangkalan Ojek simpang kasda. Dari pantauan sudutpayakumbuh.com kondisi pangkalan ojek saat sini terlihat sepi pelanggan atau sewa.

Tukang Ojek Pangkalan 001, Usman (65) menyebutkan kondisi ojek di Payakumbuh hari ini sangat payah dikarenakan pertama di zaman sekarang sudah semakin banyak orang yang memiliki kendaraan bermotor. Terkadang untuk mendapatkan sewa penumpang kadang ada kadang tidak ada sama sekali.

“Namanya kita berusaha tentunya kita tetap menjaga jam kita pergi bekerja. Saya itu pergi ngojek jam setengah 8 pagi udah sampai di pangkalan. Sehari untuk sewa hasil yang di dapatkan tidak menentu, kadang bisa dua-tiga orang sehari. Mentoknya Rp70.000 ada. Itu udah yang paling besar,” kata Usman pada Minggu, 10 Desember 2023.

Sama halnya yang dirasakan Endi (60), rekan kerja Usman. Kendala lainnya yang dihadapi adalah terkait berkembangnya digital, orang-orang lebih banyak memilih ojek online lewat aplikasi. Kemudian kondisi cuaca yang tak menentu dan naiknya harga minyak juga menjadi faktor.

“Kita di sini sekarang untuak harga sewa gak pake tarif lagi, sesuai dengan berapa pribadi orang yang ngasih ke kita, gak dipatok. Kalo dikasih Rp5.000 atau Rp10.000 segitu dia mau ngasih yaudah diterima saja. Ini aja dari pagi belom ada dapat sewa, tapi rokok jalan juga, yang perut tetap harus diisi juga,” keluhnya.

Sementara itu, Tukang Ojek Pangkalan 002 Simpang Empat Sianok, Ril (52) juga menyampaikan keresahannya bahwa kondisi pangkalan ojek tempat ia mencari nafkah juga sedang macet yang dalam artian sepi sewa. Biasanya ia menunggu adanya sewa paling lambat setengah jam kini bisa dua hingga tiga jam baru mendapatkan sewa.

“Saya jam 6 pagi pergi kerja nanti pecah telornya jam 10 pagi, dulu yang mangkal di sini sekitar 15 tahun yang lalu sekitar 40 orang ojek dan yang aktif sekitar 30 orang. Sekarang ini paling-paling berlima, kadang bertiga. Padahal pangkalan ojek di sini bisa dikatakan no 1 paling laris,” katanya pada Jumat, 15 Desember 2023.

Menurutnya ada atau tidaknya ojek online biasa saja dan tidak ada pengaruhnya. Dalam sehari untuk pendapatan tidak bisa dikira-kirakan, Kadang ada yang cocok ada yang tidak, apalagi minyak motor sekarang sudah mahal. Misalnya ke Pasar Ibuh tarifnya Rp7.000 lalu penumpang bisa ngasih Rp5.000 itu diterima saja, bahkan di zaman sekarang masih ada juga yang komplen kemahalan harga sewanya.

“Harapannya lebih dari inilah, kalo dibilang sekarang ini tidak mencukupi untuk keluarga. Banyak kurangnya daripada lebihnya, dan saya paling jauh anterin orang ada yang ke Bukittinggi, Pangkalan, Lintau,” ucapnya.

Berbeda dengan ojek motor, Tukang Becak Dayung Pangkalan Ojek Simpang Kasda, Asmuni (73) yang sudah sejak tahun 1971 bekerja membawa becak dayung atau yang dikenal dengan becak motor. Ia menyebutkan untuk pendapatan kadang mendapat Rp30.000 sehari dan ada juga pulang membawa tangan kosong.

“Saya dari jam setengah 8 pagi sudah mangkal sampai jam setengah 6 sore. Kalau ojek dayuang ini hanya saya sendiri di sini lagi, selebihnya ojek motor yang kadang mangkal di sini kadang enggak. Biasanya saya antar orang ke Pasar Ibuh, Napra, yang dekat dari sini aja,” ujarnya.

Baginya kondisi saat ini sedang sulit sekali yang membuat pendapatannya dalam sehari ada yang belum pecah telor. Becak dayung yang dibawanya biasanya mengangkat barang-barang ringan saja seperti sembako makanan.

“Kalau di sini untuk keamanan pangkalan ojek alhamdulillah aman-aman saja. Semoga nanti becak dayung ini bisa saya ganti dengan motor, jadinya saya bawa ojek motor lagi,” katanya berharap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *