Categories Warta

Lembaga PKBM An-Nur Resmi Buka Pelatihan Kecakapan Wirausaha

Lembaga PKBM An-Nur atau Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) AN-Nur Nagari Sungai Kamuyang secara resmi membuka Pelatihan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Gelombang kempat.

Ini merupakan kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi.

Ketua Lembaga PKBM AN-NUR, Fitri Suhada Gultom mengatakan lembaga ini sudah berdiri sejak 1 Januari 2015 dan terakreditasi oleh Badan Nasional dengan prediket Baik pada 2019. Hingga saat ini jumlah seluruh peserta didik sebanyak 162 orang dari paket a, b, dan c.

Menurutnya untuk pelatihan PKW sudah masuk gelombang keempat dan tiap tahunnya PKBM  mendapatkan pelatihan pendidikan kecakapan kewirausahaan dengan keterampilan yang berbeda. Mulai dari Teknik Cervice Handphone, Cervice AC, Kecantikan, dan SPA. Ini merupakan bantuan yang diberikan langsung Kementerian Pendidikan Vokasi Direktorat Jenderal Pendidikan

“Setiap tahun jumlah peserta yang ikut 15 sampai 20 orang. Narasumbernya dari mitra dunia usaha, kampus UNP jurusan kecantikan, di bidang kewirausahaan ada UMKM Lima Puluh Kota, Perbankan, dan dunia industri yang sudah lama bergelut di bidang SPA,” kata Fitri di PKBM Sungai Kamuyang pada Senin 31 Juli 2023.

Lebih lanjut Fitri mengatakan menerima SK tahap 8 dari Kementerian yang dimana jumlah peserta didiknya ada 15 orang dengan jumlah jam pelajaran 150 jam.

Kemudian pada awalnya pengajuan peserta berjumlah 23 orang, namun yang diloloskan hanya 15 orang, dimana pada gelombang ini melakukan pelatihan kesehatan di bidang SPA perawatan seluruh badan.

Menurutnya yang melatarbelakangi pelatihan ini karena banyaknya muncul home service salon-salon yang datang ke rumah dan hanya bermodalkan motor serta kosmetik seadanya,  pesaing-pesaing itu lebih banyak muncul dibandingkan salon yang buka dengan bangunan yang bagus.

“Home service itu biayanya lebih irit dan terjangkau di masyarakat. Peserta tersebar tidak hanya di Sungai Kamuyang saja, ada dari Mungo dan Mudiak. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB-13.00 WIB karena di aplikasi hanya dihitung empat jam. Untuk pengembangan usaha setelah penutupan peserta nanti menerima bingkisan usaha,” ujarnya.

Fitri menambahkan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan yang pada saat sekarang ini sangat membantu baik itu di bidang perekonomian dan bidang pendidikan. Pendidikan paket a b dan c  pada saat sekarang sangat banyak peminatnya, pengembangannya juga sangat baik.

“Kepada masyarakat yang membutuhkan pendidikan baik itu paket a b dan c segeralah karena ini kesempatan yang sangat besar diberikan pemerintah,” ujarnya.

Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota Wandi Putra saat membuka pelatihan kecakapan kewirausahaan di Lembaga PKBM An-Nur
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota Wandi Putra saat membuka pelatihan kecakapan kewirausahaan di Lembaga PKBM An-Nur

Sementara itu, Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota Wandi Putra yang sekaligus meresmikan acara mengatakan sebagai peserta dalam pelatihan baik itu di wiraswasta, kecakapan wirausahan, maupun di program paket a b dan c adalah bagaimana pembelajaran itu sesuai dengan minat dan bakat.

“Kalau emang ananda, adik adik semua ini berbakat dalam bidang kecantikan, seni memang disalurkanlah seperti bakatnya. Pendidikan sekarang itu sesuai dengan bakat minat. Sangat beruntunglah 15 orang yang mendapatkan pelatihan yang ada kurikulum dan kewirausahan ini dari sekian warga belajar tidak semuanya bisa menikmati,” kata Wandi

Ia juga mengimbau kepada peserta untuk memanfaatkan kesempatan di waktu 9 hari ini, mudah-mudahan semuanya tidak ada yang ke sana ke mari. Meski membawa anak, tidak menjadi persoalan karena itulah pelatihan pendidikan non formal. Setelah selesai semoga bisa menelorkan membuka lapangan pekerjaan masing-masing.

“Tidak ada halangan rintangan kita punya anak bayi yang istilahnya sambia manjamua, ayam di halau juo, nasi di masak juo, anak diasuah. Kita di pendidikan non formal tidak ada batasan, belajarnya dimana saja kapan saja. Ruang kelas itu tidak hanya di lokal, tapi juga ada di keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *