Categories Warta

Kolaborasi Seniman Visual dan Musisi Asal Minang Siap Hadirkan Cindaku Si Urang Bagak

Tiga seniman visual nasional yang terdiri dari  Andibachtiar Yusuf (Sutradara, Produser & Penulis), Agus Makkie (Sutradara & Pengarah Visual) dan Iskandar Salim (Komikus dan Desainer) bakal berkolaborasi dengan Fatbrotherhood, musisi asal Padang Panjang, Sumatra Barat yang cukup ramai dibicarakan di skena musik Hip Hop di Ranah Minang.

Andibachtiar Yusuf  yang juga merupakan Produser Studio Equator mengatakan ia bersama Agus Makkie dan Iskandar Salim kebetulan bertemu dan sama-sama memiliki kegelisahan atas kekayaan kisah di tanah air yang sejak lama ingin sekali dikaji ulang dan dicipta menjadi bentuk-bentuk baru.

“Cindaku, Si Urang Bagak adalah salah satu karakter yang dikembangkan paling mula disamping trio Hudoq, Naga dan Diang Rangkong,” katanya.

Selain itu, trio ini juga sedang menyiapkan ‘kehidupan’ lain yang diharapkan bisa diceritakan dan disampaikan dengan baik untuk banyak orang, dunia Matchbox, Putri Pagaruyung, semesta Djakatta adalah beberapa konten yang diharapkan bisa siap juga dalam jangka waktu tak lama dibanding pendahulunya.

“Jagad Khatulistiwa adalah sebuah alter universe Nusantara, dunia alternatif yang menghasilkan karakter-karakter yang di dunia yang kita pahami sebagai hikayat, legenda atau cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut,” ujarnya, Jumat 1 September 2023 di Padang.

Ia berharap Jagad Khatulistiwa bisa menjadi alternatif konten kreatif di Indonesia dan lebih jauh lagi dunia dan unttuk melakukan penggarapan tersebut pihaknya bekerja sama dengan musisi Minangkabau, Fatbrotherhood yang akan memberikan sentuhan unik khas Minangkabau namun dalam balutan modern.

“Cindaku, Si Urang Bagak ditargetkan untuk muncul pertama dalam bentuk komik di acara Comic Con 2023 pada awal bulan November 2023 yang akan datang,” kata Andibachtiar Yusuf bersama Agus Makkie dan Iskandar Salim yang cukup lama malang melintang di dunia kreatif Indonesia.

Dikatakannya, Fatbrotherhood sendiri adalah musisi asal Padang Panjang, Sumatra Barat yang cukup ramai dibicarakan di skena musik Hip Hop di Ranah Minang.

“Pada setiap pemunculannya, aksi mereka hampir selalu mampu mengundang penggemarnya pergi menuju kota lain dimana mereka beraksi,” Andibachtiar yang juga berdarah Minang tersebut.

Kolaborasi antara seniman terkemuka nasional dengan musisi-yang juga seniman-asli dari Ranah Minang diharapkan mampu memberi kekayaan lebih pada hikayat kesenian Minangkabau serta industrinya.

Trio Iskandar-Yusuf-Agus percaya bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak hanya perlu dijaga, tetapi juga perlu mampu mengikuti jaman sekaligus tentu saja bergerak sesuai dinamika ke-Indonesiaan yang semakin mengglobal.

“Cindaku, Si Urang Bagak akan tampil sebagai karakter utama pada edisi 0 komik buatan Jagad Khatulistiwa yang bernaung dibawah Studio Equator,” katanya.

Dijelaskannya bahwa inspirasinya diambil dari hikayat rakyat Minangkabau dan sekitarnya, yaitu Cindaku, dimana basis hikayat tetap sama, tetapi tentu saja disesuakan dengan kebutuhan perkembangan cerita, karakter dan dunia alternatif yang dibentuk oleh Studio Equator.

“Penampilan perdana di acara Peresmian Jalan Elly Kasim di Pariaman, hanyalah sebuah pertanda awal bagi pemunculan-pemunculan lebih besar lainnya dan kami berharap dukungan besar dari semua pihak, baik media, masyarakat maupun mereka yang mengenali dengan baik hikayat ini,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *