Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Dinas Sosial adakan Sosialisasi Bulan Bakti Karang Taruna (BBKT) dan Peningkatan Kapasitas Tingkat Kota Payakumbuh.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari mulI dari tanggal 19 hingga 20 Oktober 2023 di Ruang Pertemuan Hotel Mangkuto Syariah Payakumbuh.
Kabid Pemberdayaan Sosial Imelia Wulandari mengatakan Bulan Bakti Karang Taruna menjadi langkah awal setelah dilantiknya kepengurusan Karang Taruna Kota Payakumbuh masa bakti 2022-2027.
“Melalui kegiatan yang berlangsung dua hari ini semoga menambah kemantapan KT sebagai mitra pemerintah untuk mengentaskan berbagai permasalahan sosial di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Ketua Karang Taruna Kota Payakumbuh, Yonaldi menjelaskan kegiatan Bulan Bakti Karang Taruna ini rutin dilakukan dan untuk kegiatan Bulan Bakti Karang Taruna di Sumbar ini nantinya yang akan jadi tuan rumahnya adalah Kabupaten Lima Puluh Kota di bulan November.
“Karang Taruna Kota yang ikut hari ini ada 40 orang, ke depannya banyak hal akan dilakukan seperti Bimtek dan rapat kerja KT yang membicarakan proker kita ke depannya, insyaAllah nanti rapat akan dimintai proker dari kawan-kawan perbidang,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan membutuhkan informasi terkait keberadaan pengurus karang taruna yang berada di masing-masing kelurahan untuk melapor, terkait kepengurusan KT yang masih aktif dan tidak aktif.
Kegiatan ini dihadiri sebanyak 87 peserta karang taruna dari masing-masing kelurahan yang ada di Payakumbuh.
Dalam penyampaian materi oleh Kalaksa BPBD Kota Payakumbuh, Erizon memulai pembukaan materinya mengenai bagaimana menghadapi kesiapan bencana menghadapi bencana/mitigasi BPBD Payakumbuh.
Kalaksa BPBD Kota Payakumbuh, Erizon menyampaikan dalam penanggulangan bencana urusan bersama siapa saja yang terkait itu dinamakan dengan pentahelix diantaranya pemerintah, akademisi/pakar, media massa, masyarakat/organisasi salah satunya karang taruna dan dunia usaha.
“Mereka semua itu saling terkait dalam rangka penanggulangan bencana dengan adanya partisipasi dari unsur yang terkait tersebut. Karang Taruna itu salah satu tujuannya membantu untuk bakti sosial. Semoga tanggap tangkas dan tangguh,” ujarnya.
Tak hanya itu ia juga menjelaskan kesadaran dan tanggung jawab sosial itu identik dengan relawan dan ujung tombak penanggulangan bencana ada di kelurahan atau kabupaten, sehingga adanya terbentuk siaga kelompok bencana sebanyak 15 orang.
“Merekalah ujung tombak jika ada bencana, ketika terjadi apa saja permasalahan sosial tentu pemuda-pemuda ini yang akan jadi pemecah masalahnya,” katanya.
Menurutnya kapan itu bisa dikatakan bencana, ketika hal itu sudah mengganggu kehidupan masyarakat dan menyebabkan korban jiwa serta kerugian harta benda.
Dalam penjelasannya bencana terbagi menjadi tiga yang meliputi bencana alam, bencana nonalam dan bencana sosial.
“Jadi potensi bencana kita di Payakumbuh yang paling tinggi itu kondisi hujan disertai angin ribut dan merobohkan pohon besar yang menghimpit rumah masyarakat serta menghambat badan jalan,” katanya.
Menurutnya saat ini yang harus dilakukan adalah mitigasi bencana yang artinya upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana. Hal ini sangat memerlukan siap siaga untuk menghadapi bencana yang akan datang. Mitigasi bencana terbagi atas struktural dan non struktural.
“Jika ada bencana berarti selamatkan diri kita baru bantu orang lain, kapan bisa bantu orang lain jika diri kita sudah selamat terlebih dahulu setelah itu baru bantu orang lain. Kira-kira seperti kita naik pesawat. Untuk memastikan selamat itu kita jangan panik dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk sesi kedua Outdoor yang diadakan besok akan dilaksanakan di Ngalau Indah Payakumbuh pukul 08.00 WIB