Categories Warta

Bincang Bisnis Ringan Ala Pengusaha Pejuang di Payakumbuh Bersama Gerobak Kopi dan Kopmil Ijo

SudutPayakumbuh.com – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Lima Puluh Kota adakan acara Bincang Bisnis Ringan (BIBIR) dengan tema pengusaha pejuang. Acara ini merupakan program terbaru dari Hipmi, dengan menghadirkan pembicara Andre Gunawan founder Gerobak Kopi dan Fadjrin Z founder Kopmil Ijo, acara berlangsung di Kopmil Ijo pada Jumat 26 Agustus 2022.

Bermula dari dua moderator yakni Wahyu Hidayat Mazin dan Resi Septria menanyakan awal mula Gerobak Kopi dan Kopmil Ijo ada sampai sekarang. Menurut Fadjrin Z Kopmil Ijo dibentuk pada 2012 dengan menggunakan gerobak yang berukuran 1 meter. Sedangkan Gerobak Kopi lahir pada 2016 karena terhimpit masalah perekonomian keluarga.

“Dulu saya itu punya rental PS dan kebetulan saya dan istri juga hobi ngopi, cuma waktu itu belum terlalu hobi hanya sekadar menikmati kopi aja dan karena saya punya peralatan kopi di rumah, dari situlah muncul ide kenapa peralatan kopi yang ada di rumah gak dijadikan aja buat jualan kopi, itu awalnya,” ujar Andre

Dibalik nama usaha Andre mengatakan bahwa pada mulanya memulai usaha memang dari gerobak, dimana dirinya membuat gerobak dan diletakkan di depan rental PS miliknya.

“Mau dikasih namanya bingung, saya gak pinter amat cari nama, yaudahlah gerobak kopi aja, gitu,” katanya.

Sedangkan Kopmil Ijo, menurut Fadjrin awal merintis usahanya ia menggunakan BPKB motornya saat zaman kerja dulu untuk dijadikan modal awal membuka usaha Kopmil Ijo.

”Waktu kerja dulu saya beli motor ninja warna hijau dan saya kasih namanya si ijo, setelah itu saya bingung juga mikirin brandingnya itu apa, yaudahlah memang modal dasarnya dari si ijo ini kasih aja nama Kopmil Ijo,” ujarnya.

Sebagai pengusaha yang sudah berjuang bertahun-tahun untuk bertahan dan membuat produk usaha berkembang, Andre dan Fadjrin memiliki suka dukanya selama menjalani bisnis. Menurut Andre dukanya seperti jualan yang tidak laku, kemudian pelanggan yang komplen, tapi lebih banyak menghadapi sukanya.

“Sukanya adalah saya dan istri menjalani apa yang kami senangi,” ujarnya.

Sedangkan menurut Fadjrin suka duka menjalani Kopmil Ijo sangat banyak, baginya jika orang membuat usaha mulainya dari nol, Fadjrin memulai usaha dari minus.

“Belum lagi jualan gak terjual, apalagi jualan kita itu bertentangan dengan cuaca, begitu kita buka langsung hujan deras. Sempat gak ada jual beli, artinya jual beli yang sangat parah. Tapi semua itu memang prosesnya harus kita nikmati. Semua yang kita jalani itu jika dilihat ke belakang banyak orang yang lebih parah daripada kita dan mereka gak bisa bertahan, Alhamdulillah dengan seperti apapun dukanya tetap bangkit. Sekarang lebih banyak ngerasain sukanya sih,” katanya.

Selain itu, saat ditanyakan apakah pengusaha lainnya merupakan pesaing atau kompetitor. Andre mengatakan menurutnya ia bersama tim selalu menganggap semuanya adalah kompetitor, cuma kompetitor yang dimaksud adalah, gerobak kopi selalu bergerak dari celah yang dilupakan kompetitornya.

“Saya bilang sekali lagi semuanya adalah kompetititor baru tapi bukan untuk diperangi, kami cuma melihat celah apa yang tidak dipakai kompetitior lainnya, kami gas di situ. Termasuk itu yang udah store besar, gerobakan, atau brand nasional pun kami anggap kompetitor yang bukan untuk diperangi,” ujarnya.

Sedangkan menurut Fadjrin ia menganggap orientasinya bukan kepada pesaing, cuma lebih cenderung memberikan support brand lokal lebih kuat di kota sendiri, artinya bukannya menjadikan kompetitor brand luar.

“Harapan saya pribadi brand lokal kita yang di sini bisa lebih kuat dan berkembang, dan itu tidak menutup kemungkinan bagi brand lokal lainnya yang ada di kota kita, karena Kota Payakumbuh ini adalah kota yang hebat,” katanya.

Terkait modal usaha yang digunakan, Andre menjelaskan bahwa mau punya modal besar atau tidak, sebelum itu orang yang ingin berusaha harus masuk ke tracknya dulu.

“Maksudnya saya berbicara coffee shop karena saya bergerak di industri kopi. Zaman sekarang standar untuk coffee shopadalah tools, perlatannya. Kalau teman-teman pengen main di coffee shop gak bisa dipungkiri temen-temen harus punya tools yang oke dulu. Jangan bermimpi punya peralatan yang seadanya, trus mau berkompetisi di industri kopi yang sudah sangat gila ini, mau punya uang oke atau gak punya uang pun oke yang penting masuk ke dalam track dulu,” ujarnya.

Berbeda dari Gerobak Kopi, Fadjrin menjelaskan bahwa modal terbesar untuk membuat Kopmil Ijo adalah diri sendiri, bukan dalam bentuk uang.

“Kalau uang banyak dan kita gak punya modal dari diri sendiri dan apapun keinginan kita juga gak bakalan jalan. Sekarang udah terbentuk lini usaha yang modalnya bukan uang tapi mental dan diri saya sendiri. Punya ilmu, wawasan yang bisa saya jual kepada orang lain dan investor,” katanya. (Lail)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *