Jika ada musik ‘tradisi’ yang demikian kaya unsur budayanya serta unik dari segi musikalitas, gamaik adalah salah satu contoh yang bagus. Lahir dari perpaduan berbagai unsur budaya, meski tertatih-tatih gamaik terus beradaptasi dengan perkembangan jaman.
Namun potensi yang sedemikian besar itu belum tereksplorasi sepenuhnya. Gamaik masih dianggap musik kuno oleh sebagian kalangan, dan di saat yang sama, belum dilirik sebagai bagian dari promosi wisata budaya terutama untuk pasar wisatawan mancanegara.
Hal itulah yang mendorong Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, dengan dukungan dana Pokir Ketua DPRD Sumbar, Supardi, memfasilitasi tour Grup Musik SPD Sampai Hati ke Malaysia, dan Batam 29 November sampai 5 Desember 2022.
Dalam tour yang tengah berlangsung itu, SPD Sampai hati tampil di Selangor, Malaysia selama dua hari (30 November – 1 Desember 2022). Grup musik yang digawangi oleh Ferry YJ, Kadri Tanjung, serta Saiful Kelana ini, menampilkan sejumlah tembang gamaik lawas di hadapan khalayak misalnya Kaparinyo.
Tak Sekedar Hiburan, Gamaik Harus Jadi Salah Satu Ikon Wisata Budaya
Tak sekedar tampil sebagai penghibur atau pelengkap acara, SPD Sampai Hati punya misi mempromosikan gamaik. Menurut Ferry YJ, gamaik adalah kesenian simbol persatuan etnis.
“Dalam gamaik ada beberapa unsur budaya. Mulai dari India, Tionghoa, dan Minang sendiri. Ini bisa dilihat dari instrumen musiknya,” katanya.
Ferry menerangkan bahwa alat musik Gazal dalam gamaik berasal dari India, sementara Gambang merupakan alat musik yang dibawa para musisi Tionghoa. Kebudayaan Minang kemudian memasukkan unsur pantun dan irama ke dalam gamaik. Ini yang membuat gamaik kaya secara musikalitas.
Jika ditampilkan dalam format yang lebih ‘tradisional’, seperti dalam gamaik baradaik, menurut Ferry, kita akan lihat betapa kayanya kesenian ini. Dalam gamaik baradaik, ada seni tari, seni tutur (kato sasambahan), serta seni musik yang berasal dari perpaduan berbagai kebudayaan. Pantun-pantun dalam gamaik jenis ini berisi ajaran budi, nasehat, serta parasaian hidup.
Segala kekayaan yang terkandung dalam gamaik, mesti dikembangkan terus. Selain nilai-nilai positif dalam lirik-liriknya, gamaik juga berpotensi besar menjadi salah satu ikon wisata budaya Sumbar.
Sumbar bisa dikatakan minim dalam soal sumber daya alam. Namun seni budayanya sangat kaya. Hal itulah yang dilihat Supardi, Ketua DPRD Sumbar yang turut memfasilitasi keberangkatan SPD Sampai Hati dalam tour kali ini.
“Hampir semua daerah punya keindahan alam. Tapi tak semuanya punya seni dan budaya kita miliki. Gamaik salah satu contohnya,” jelas sosok yang juga penggemar berat gamaik ini saat diwawancarai wartawan.
Ia pun menekankan bahwa gamaik merupakan warisan untuk kita jaga dan kembangkang.
Ini bukan pertamakali SPD Sampai Hati, masih dengan dukungan Supardi, mencoba membangkitkan kembali gamaik. Pada Mei 2022 lalu, grup musik tersebut juga telah menampilkan gamaik di Gelora Bung Karno, Jakarta. Misi yang dibawanya juga serupa.
Pada kesempatan itu, Tati salah satu manajemen SPD Sampai Hati berujar bahwa Pemerintah dan segenap masyarakat harus benar-benar melihat seni dan budaya sebagai aset berharga, salah satunya gamaik.
“Pada 1980-an, saat industri musik di Sumbar sedang maju-majunya, para musisi dan industri ini menyumbang cukup banyak untuk pendapatan daerah. Bayangkan kalau semua itu bisa kita bangkitkan lagi hari ini. Ini belum termasuk potensi pariwisata yang ada pada seni budaya seperti gamaik. Sudah saatnya seni budaya menjadi ‘jualan’ Sumbar,”
Promosikan UMKM Lokal Sebagai Bagian Wisata Budaya
Selain gamaik, dalam tour ini juga dibawa serta kekayaan budaya lainnya. Mulai dari makanan tradisional, hingga tenunan.
ialah Randang Jaguang Makranin, Kopi Uda Parjok, Bumbu Masak A. Rajab, serta Karipik Balado. Itu untuk kuliner. Beberapa produk tenun tradisional juga bakal ambil bagian. Sebut saja Tenun Halaban serta Tenun Kubang.
Tidak hanya ‘memamerkan’ berbagai produknya, para pelaku UMKM juga akan bertemu dengan pelaku UMKM setempat. Mereka akan bertukar pikiran soal pola bisnis dan pengembangan UMKM.
Oldie, pengelola Randang Jaguang Makranin menyebut bahwa kegiatan ini memiliki sejumlah arti penting bagi pengembangan usahanya.
“Tour ke Malaysia dan Batam ini tentu sebuah peluang bagus untuk kawan-kawan UMKM Payakumbuh dan Limapuluh Kota untuk memperkenalkan produknya, terutama berbagai kuliner kreasi kita,” ujarnya saat diwawancarai via WA.
“Di sana kita dapat pula melihat produk-produk UMKM lokal lalu membandingkannya dengan produk kita. Kita studi banding-lah, istilahnya,” lanjut Oldie. Selain itu, Oldie juga melihat bahwa kegiatan ini bisa membuka peluang pasar yang baru bagi UMKM lokal.
Kembali mengutip Supardi, segala kekayaan budaya seperti tenunan dan makanan khas yang diolah dari pengetahuan tradisional Minangkabau ini harus betul-betul mulai diperhatikan. Selain mengandung nilai historis, kuliner tradisional juga berkaitan dengan isu ketahanan pangan.
Juni 2022 lalu, bersama UPTD Taman Budaya Sumbar, Supardi juga telah memfasilitasi Pasar Seni Payakumbuh 2022. Iven ini merupakan pameran seni mengolah makanan tradisional Minangkabau oleh beragam UMKM lokal. Lewat iven tersebut, Supardi mengajak masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk mengembangkan konsep ketahanan pangan yang ada di Minangkabau.
Setelah menyelesaikan tour di Selangor, rombongan akan melanjutkan tour ke Batam pada 30 November hingga 1 Desember 2022. Misinya masih sama: mempromosikan wisata budaya Sumbar, dimana kebudayaan bukan sekedar objek tapi subjek pariwisata. (*)