SudutPayakumbuh.com – Jelang peringati HUT RI ke-71, Jembatan Ratapan Ibu yang membentang di atas Sungai Batang Agam Payakumbuh, menjadi perhatian khusus Denpom I/4 Padang. Bersama Pemko Payakumbuh, ratusan anggota Denpom I/4, akan melakukan bakti sosial dan melakukan pengecatan terhadap jembatan bersejarah tersebut pada tanggal 12-15 Agustus mendatang.
Dua perwira Denpom I/4, Pasi Litkrim Kapten CPM Arifin, BA dan Wadansatlak Harlik Denpom Lettu CPM Alim serta Dansubdenpom I/4-1 Payakumbuh Kapten CPM Gusti Made, bersama Asisten I Setdako Bidang Pemerintahan, Yoherman dan sejumlah pimpinan SKPD terkait, sepakat untuk menggelar kegiatan bakti sosial itu, dalam rangkaian kegiatan HUT RI ke-71 dan Hari Pahlawan 2016.
“Kita sangat senang dan lega, karena kepedulian TNI untuk memoles Jembatan Ratapan Ibu Payakumbuh yang mempunyai nilai sejarah ini dan tekad TNI untuk bakti sosial perlu didukung pemko dan seluruh lapisan masyarakat,” kata Asisten I Yoherman, di Payakumbuh, Minggu (31/7) kemarin.
Menurutnya, dalam pertemuan tiga anggota Denpom I/4 dengan sejumlah pimpinan SKPD terkait di ruang Sekdako di Balaikota Bukik Sibaluik Payakumbuh, Jumat (29/7) lalu, disepakati kegiatan tersebut menjadi agenda penting sebelum pelaksanaan upacara Proklamasi 17 Agustus mendatang.
“Kita juga akan mengerahkan PNS dan warga kota dalam bakti sosial di jembatan yang memiliki panjang 40 meter dan lebar 6 meter ini,” ujar Yoherman.
Menurut Yoherman, Jembatan Ratapan Ibu yang dibangun tanpa kerangka besi, punya nilai sejarah yang tidak dapat dilupakan oleh warga Payakumbuh. Jembatan yang dibangun tahun 1818, menjadi tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan dan dari cacatan sejarah, para pejuang kemerdekaan Indonesia yang tertangkap Belanda digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh berbaris di bibir jembatan.
Kemudian mereka dieksekusi dengan tembakan senjata api, sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Batang Agam dan dihanyutkan arus deras. Masyarakat, terutama kaum wanita dikatakannya, setiap menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembaki, lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai serta dihanyutkan air.
Untuk mengenang peristiwa itu, maka jembatan tersebut diberi nama “Ratapan Ibu”. Disana juga dibangun sebuah patung wanita paruh baya sedang menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di areal jembatan tersebut.
Selain pengecatan, Pasi Litkrim Kapten CPM Arifin, BA dan Wadansatlak Harlik Denpom Lettu CPM Alim, dikatakan Yoherman, juga mengusulkan untuk membangun sebuah monumen atau prasasti yang berisikan sejarah tentang Jembatan Ratapan Ibu. Dengan harapan, orang-orang yang berkunjung ke Jembatan Ratapan Ibu, bakal mengetahui sejarah tentang Jembatan tersebut.
“Keinginan membuat monumen itu juga sangat kita dukung dan akan dibicarakan pada level pimpinan bersama DPRD,” kata Asisten I.
Selain itu, bakti sosial ini juga akan membersihkan kawasan Stadion Kubu Gadang yang akan digunakan sebagai lokasi Upacara Bendera HUT RI, 17 Agustus mendatang. (*)
Sumber Foto: www.kompasiana.com (http://assets-a2.kompasiana.com/statics/crawl/556121c30423bdb46f8b4567.jpeg?t=o&v=760)