Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat mengadakan kegiatan Diskusi Internasional Hasil Riset dan FGD di Aula Ngalau Indah Balai Kota Payakumbuh, Minggu 14 Juli 2024.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat serta turut mengundang Pj Wako Payakumbuh diwakili Sekda Payakumbuh, Unsur FORKOPIMDA, Ketua DPRD Kota Payakumbuh, Ketua DPRD Lima Puluh Kota, Kadisparpora Sumbar, Kadisparpora Kota Payakumbuh, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III.
Direktur Festival Dony Eros mengatakan kegiatan ini sudah direncanakan sejak 2022 mulai dengan berkunjung ke Nagari Maek. Kemudian ssaat ini sedang berlangsung pameran pertama yang dibuka untuk umum yang berkenaan dengan maek.
“Maek itu tidak hanya permasalahan batu dan tengkorak saja tapi lebih jauh dari itu, ada warisan budaya tak benda apa yang ada disana, peradaban apa yang ada di maek itu. Mana tau itu yang tersembunyi itu ada disekeliling kita dan tidak terlihat. Mari beramai-ramai kita ke Maek saat festival mudah-mudahan pascafestival munculnya antusias masyarakat dan peniliti untuk ke Maek,” ujarnya.
PJ Wako Payakumbuh diwakili Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh Rida Ananda mengatakan festival Maek adalah bagaimana menggali sebuah sejarah dan memberitahukannya kepada dunia ada sesuatu atau sejarah yang tak bisa dilupakan di Lima Puluh Kota tersebut.
“Kami atas nama Pemko Payakumbuh menyambut baik kegiatan dan memgapresiasi kegiatan ini. Jika nantinya ramai kunjungan masyarakat dan mendunia yang menikmati siapa,ya kota Payakumbuh. Orang-orang datang nginap dan berbelanja. Bersama-sama nanti akan kita bantu dan support kegiatan ini,” katanya.
Selain itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat diwakili oleh Kabid Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau, Asril mengatakan Festival Maek akan berlangsung dari 17-20 Juli 2024, rangkaian festival ini mulai dari prafestival, festival, dan pascafestival yang mendatangkan peneliti ahli dari Mesir, Jepang, Australia, dan Jerman.
“Hari Minggu tanggal 14 Juli sudah dimulai dengan pembukaan pameran di Gedung Gambir, hingga dibuka kunjungan sudah ramai yang datang,” ucapnya.
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi dalam sambutannya mengatakan melalui festival ini bisa nantinya mengungkap tabir rahasia dan misteri yang ada di Nagari Maek.
Menurutnya peradaban yang ada di Maek bukan hanya sekadar cerita dongeng, ini cerita nyata yang harus diungkap bersama. Ia juga berharap Nagari Maek ke depannya bisa menjadi objek pariwisata para penelitian arkeologi dan objek pariwisata massal.
“Maek tidak hanya sebuah daerah yang kita kenal hari ini namun lebih jauh dari itu kapan kita bisa bangkitkan maek sebuah peradaban jika tidak sekarang. Jika ada kota besar itu dimana letaknya, jika ada gunung meletus dimana posisinya,jika ada pelabuhan dimana pusatnya, banyak sekali misteri tersimpan yang harus diungkap,” ujarnya.