Disperindag dan Wartawan Dukung Produk IKM Lokal

SudutPayakumbuh.com – Alek nagari Pekan Budaya menjadi ajang promosi produk lokal milik IKM dan UMKM asal Limapuluh Kota. Beragam produk makanan yang diproduksi para pengusaha lokal dan asosiasi petani yang dipajang pada stand, menjadi daya tarik para pengunjung pekan budaya.
Hal ini pun juga menjadi perhatian kalangan awak media yang ikut mendukung inovasi dan promosi dari produk lokal, seperti produk kopi bubuk kemasan serta teh berbahan dasar gambir yang dipajang oleh Dinas Koperasi Perindutrian dan Perdagangan (Diskoperindag).
Sejumlah wartawan yang ikut memantau area stand pekan budaya, tampak begitu tertarik mencari tahu produk asli industri lokal yang tengah diminati masyarakat. Salah satunya yaitu produk kopi dan teh yang dewasa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat pecinta kuliner.
“Saat ini seperti kita lihat, fenomena warung dan kafe penyedia minuman khas kopi tumbuh bak jamur, baik di Kota Payakumbuh, di Limapuluh Kota, hingga daerah lain. Jadi, tidak tertutup kemungkinan, industri kopi akan semakin laris di pasaran. Ini menjadi potensi bagi IKM maupun UMKM kita,” kata Dodi Sastra, wartawan senior Luak Limopuluah di Sarilamak, Selasa (12/4).
Wartawan Harian Koran Padang ini mengaku tertarik untuk mempromosikan produk-produk IKM dan petani lokal melalui pemberitaan di media cetak. Dalam stand Disperindag itu, sejumlah staf Disperindag berikut pelaku IKM juga terlihat memamerkan tiga varian kopi bubuk, yakni dalam bentuk kopi kedelai, kopi robusta dan kopi arabica.
“Kopi bubuk ini baru kita produksi dalam jumlah kecil, karena terbatasnya peralatan. Bahan kopinya kita beli dari petani di Situjuah. Tapi, alhamdulillah, produk kita sudah teruji dan mempunyai sertifikat SNI. Kini sudah masuk dipasarkan di beberapa tempat perbelanjaan, seperti di Niagara dan Mega Prima Swalayan,” kata Ifna Fani, salah seorang pelaku IKM asal Simalanggang.
Ifna mengatakan ia yakin kopi bubuk yang diproduksinya akan diterima pasar nasional karena kualitasnya yang terjaga. Namun, ia berharap, pemerintah daerah ikut membantu baik dari izin produksi, kemasan, pemasaran, maupun peralatan, agar dapat memproduksi dalam jumlah besar.
“Kami berniat mencoba pemasarkan produk ini, ke luar daerah hingga ke luar negeri,” kata Ifna.
Kasi Pembinaan dan Pengembangan IKM Diskoperindag Amrinaldi mengatakan pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan industri lokal. Kopi bubuk kemasan asal Simalanggang merupakan salah satu produk lokal yang kini diberi pembinaan, termasuk mencarikan solusi untuk pasar produksinya.
Selain kopi bubuk, di stand Diskoperindag, juga terdapat produk teh kemasan milik APEGI, serta bahan makanan olahan berbahan dasar gambir. Kini, harga komodity gambir yang menjadi andalan petani perkebunan di Limapuluh Kota semakin mengalami peningkatan.
Kepada petani dan IKM, pihaknya mengaku terus menekankan soal kualitas produksi, disamping membentuk asosiasi pengelolaan mutu dan harga Gambir, dengan instansi terkait di Provinsi, Kemenperindag dan BUMN. Saat ini menurutnya harga gambir terus meningkat di pasaran hingga mencapai angka Rp54 ribu/kilogram untuk gambir bermutu terbaik.
“Khusus komodity gambir yang sesuai arahan dan visi-misi kepala daerah, Pemda Limapuluh Kota kini tengah merancang sebuah sistem pengelolaan gambir satu pintu yaitu mengupayakan pembuatan gudang penampungan induk, serta regulasi pemasaran dan ekpor gambir. Prosesnya, kini terus berjalan dan muaranya, tentu buat kesejahteraan masyarakat dan petani Limapuluh Kota,” ujar Amrinaldi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *