Pengembangan Batik Cap Payakumbuh sudah dimulai proses tahapan awalnya dengan mengadakan pelatihan membatik dan ini merupakan karya terbaru dan perdana yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh.
Untuk penamaan batik cap Payakumbuh beserta motifnya ini pun belum diproklamirkan secara resmi ke publik, karena Disnakerperin masih melakukan pemantauan perkembangan dari kreatifitas pengrajin batik.
Kepala Bidang Industri Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh, Bambang Hermanto mengatakan hal ini berawal pada tahun 2022 mendapatkan bantuan dari Balai Diklat Industri Padang untuk pelaksanaan pelatihan batik tulis dan bekerja sama dengan Desainer Payakumbuh Feymil Chang.
“Karena batik di Payakumbuh belum ada, diusulkanlah kelompok peserta pelatihan dari kelurahan Payobasuang sebanyak 40 orang. Melihat ada potensi seperti itu, sehingga kita pemerintah menganggarkan di 2023 ini untuk membuat kelanjutan dari pelatihan batik tulis tersebut,” katanya kepada sudutpayakumbuh.com pada Rabu 11 Oktober 2023.
Ia juga mengatakan sebanyak 15 peserta dari pengrajin Babega Batik Tanjuang Pauh diterjunkan dalam pelatihan batik cap yang dilaksanakan selama tiga hari. Jika nantinya berkembang maka akan ditargetkan centra batik baru.
“Pak Sani dari Padang beliau yang mengajarkan kita batik cap sedangkan motifnya tersebut kita mintakan dari Feymil dan itu yang kita aplikasikan ke dalam bentuk cap. Motifnya ada 2 yang baru bisa kita coba,” ujarnya.
Menurut Bambang, selama pelatihan tersebut seluruh peserta diajarkan teknik-teknik pewarnaan, pengecapan lilin ke kain, proses pewarnaan, pelepasan lilin cap tersebut sehingga mendapatkan kain batik yang diinginkan.
“Karena kita baru pertama kali melakukan pelatihan memang belum kelihatan tingkat kehalusannya masih kasar. Warnanya pun masih bercampur-campur. Ada sekitar 15 perpaduan warna,” katanya.
Sementara itu, untuk ke depannya Disnakerperin akan melaksanakan program membuat lomba desain motif batik, karya baru ini harus memiliki ciri khas dan filosofisnya sendiri terkait motif-motif yang dijadikan sebagai motif batik cap.
Menurutnya jika batik Payakumbuh tidak berbeda dengan yang lain, batik sudah sangat banyak di Jawa, nantinya tidak akan mampu bersaing dengan Jawa sehingga harus memiliki keunikannya sendiri.
“Siapa tahu ada motif-motif yang tersimpan oleh masyarakat kita kemudian dikeluarkannya. Perlahan lahan ke sana, ini memang baru tahap awal, kalau sudah ada peminatnya orang akan tertarik sendiri nanti, kalau pun sudah ada pasarnya orang akan tertarik dengan sendirinya,” ujarnya.