Fenomena kabut asap yang menyelimuti mayoritas wilayah Sumatera Barat disebabkan oleh kiriman partikel halus dari jauh atau dari provinsi lain.
Menurut keterangan dari Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global atau Global Atmosphere Watch (GAW) Bukit Kototabang, Sugeng Nugroho, dikutip dari news.republika, Rabu, 6 September 2023, yang menyebut partikel halus tersebut tidak dari wilayah Sumbar karena titik api di Sumbar terdeteksi minim.
Data terbaru menunjukkan jumlah total titik panas di Pulau Sumatera mencapai 853, naik dari 609 titik pada tanggal 4 September 2023 dan 717 titik pada tanggal 3 September 2023.
Sedangkan distribusi titik panas paling banyak terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel), dengan 546 titik pada tanggal 5 September 2023. Sebelumnya, pada tanggal 4 September 2023, terdapat 343 titik panas di Sumsel, dan 448 titik pada tanggal 3 September 2023.
Selain Sumsel, pada tanggal 5 September 2023 juga terdapat titik panas di berbagai wilayah Sumatera, antara lain Bengkulu 26 titik Jambi 35 titik, Lampung 89 titik, Sumatera Barat 3 titik, Kepulauan Riau 28 titik, Bangka Belitung 93 titik, Riau 33 titik.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Wawan Sofianto kepada media, Rabu 6 September 2023 saat dihubungi via telepon mengatakan pihaknya masih memantau kondisi saat ini sekaligus mengumpulkan data apakah ada peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Payakumbuh.
“Kita melihat dulu apakah ada kenaikan jumlah kunjungan kasus ISPA di Puskesmas. Kalaupun ada tentu kita lakukan tindak lanjut secara komprehensif terlebih dahulu, tidak bisa pula langsung menyimpulkan penyebabnya adalah fenomena kabut asap ini,” ujarnya.