Festival Silat Tradisi Nusantara 2023 (FSTN) yang berlangsung pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2023 di Agam Jua Art and Cultural Cafe Kota Payakumbuh sudah resmi dibuka. Perhelatan akbar itu dihadiri oleh perguruan-perguruan silat dari provinsi di Indonesia, salah satunya Jawa Tengah.
Salah satu peserta dari Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Rumpun Setia Hati asal Jateng, Aryo Subroto mengatakan turut bangga bisa berdiri di atas bumi Minang ini. Ketika dihubungi panitia ia bersama rekan-rekannya tanpa pikir panjang langsung mengiyakan dan berangkat menuju Payakumbuh, Sumatera Barat.
“Kami dari Perguruan Rumpun Setia Hati senang sekali datang ke sini, kami ingin bersilaturahmi dengan semuanya dan main silat diiringi talempong,” kata Aryo pada Senin 31 Juli 2023.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Syaifullah mengatakan sangat mengapresiasi Festival Silat Tradisi Nusantara ini. Silat adalah warisan budaya dunia dan sebagai rakyat Indoensia harus memiliki rasa bangga terhadap itu. Selain silat tradisi juga ada non tradisi dan itu dipertandingkan dalam pekan olahraga.
“Melalui forum ini kami ucapkan terimakasih kepada guru-guru silat yang sudah mewarisi ilmunya sehingga generasi muda tidak kehilangan silat itu sendiri. Nanti akan kita usulkan silat jadi olahraga wajib di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Tak hanya itu Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB-IPSI) HM Siddiq menyampaikan perasaan bangga dan bahasianya karena berada di tengah-tengah orang yang gila silat. Ia sangat mengapresiasi sebesar-besarnya acara ini, silat yang mendunia itu berasal dari silat tradisi.
“Basic dari silat yang dipertandingkan itu, yang dipelajari di kampung-kampung, mengakar sampai sekarang adalah dari silat tradisi, kegiatan ini harus diteruskan dan dikembangkan. Mari junjung tinggi sportivitas silat ini,” katanya.
Senada dengan itu Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi yang sekaligus membuka Festival Silat Tradisi Nusantara secara resmi mengatakan silat bukan hanya untuk pandai bertarung tapi orang silat pandai sholat, pandai jadi imam, itu pembuktian dalam sejarah. Baginya tidak mungkin silat menjauhkan tali silaturahmi, ukhuwah islamiyah harga mati bagi pesilat.
“Saya mengusulkan kepada PB-IPSI Tolong hapus istilah silat tradisi dan silat prestasi. Silat tidak hanya pengakuan UNESCO tapi pengakuan dunia, jati diri kita, harga diri bangsa kita bangsa Indonesia,” ujarnya.
Peresmian pembukaan Festival Silat Tradisi Nusantara ini ditutup dengan Pemukulan gong sebagai tanda resmi acara oleh Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Supardi yang diwakili oleh Kadisbud Provinsi Sumbar, Syaifullah.