Categories Warta

Terus Bertahan Sejak Pandemi, UMKM Naraya Chocolate Pasok Es Gabus hingga 1.000 Potong Tiap Hari

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Naraya Chocolate yang berasal dari Kota Payakumbuh atau lebih tepatnya di jalan Rasak 8B Kelurahan Padang Tiakar memasok permintaan es gabus jajanan jadul sebanyak 1.000 potong setiap hari.

Naraya Chocolate merupakan sebuah usaha homemade yang menjual aneka produk cokelat yang berdiri pada 2021. Naraya sendiri diambil dari nama belakang anak sang pemilik yaitu Yani, namun jika diartikan lebih luas itu berarti doanya semoga disukai orang banyak.

Yani berharap dengan pemberian nama tersebut maka apa yang dihasilkan oleh Naraya nantinya bisa disukai oleh orang banyak.

Saat ditemui SudutPayakumbuh.com di rumahnya, ia bercerita bahwa usahanya berawal dari berjualan baju anak-anak hingga terjadinya penurunan penjualan saat pandemi, Dwi Damai Diliyani atau yang biasa disapa Yani selaku Owner Naraya Chocolate pun memutuskan untuk mengikuti komunitas grup cokelat lewat jejaring facebooknya.

Hingga di awal pertama produksinya yang hanya menyetok 12 kilogram, lalu ketika dibuka orderan pertama sampai akhir ditutup diangkat 120 kilogram.

“Waktu itu bulan puasa, mikirkan bulan puasa jualan apalagi ya, karena udah enggak ambil barang baju lagi kan. Baca postingan di grup komunitas coklat itu, kayaknya gampang bikinnya gitu, coba beli bahannya terus bikin. Coba juga posting hasilnya, ternyata banyak peminatnya, banyak yang mau jadi reseller, untuk ngambil reseller itu yang awalnya jadi baju  sekarang jadi reseller coklat.  Cuma setelah itu yaudah abis di situ aja,” ujar Yani saat ditemui sudutpayakumbuh.com di kediamannya pada Jumat 2 Juni 2023.

Lebih lanjut Yani menjelaskan ketika sudah di luar bulan puasa pada saat itu tidak ada lagi pekerjaan kemudian diusulkan oleh seorang teman untuk mengurus perizinan usaha ke dinas namun pada saat itu masih kebingungan dengan produk usaha apa yang akan dibuat.

Kemudian teman Yani tersebut mengatakan kepadanya untuk melanjutkan produk cokelat yang sempat dibuatnya saat bulan puasa karena di Payakumbuh usaha cokelat belum terlalu banyak.

“Iyalah dicoba saat itu, pas kebetulan mau nyoba ada pelatihan untuk dapatkan izin edar usaha dan pengurusan halal. Langsung urus itu semuanya supaya lengkap, setelah itu mulai produksi cokelat, karena cokelat itu gak tiap hari penjualannya, iseng-iseng coba bikin es gabus. Sekarang yang lagi didalemi banget es gabus beriringan dengan usaha cokelat juga,” ujarnya.

Setelah mendapatkan ide untuk menambah penghasilan lain dengan membuat jajanan jadul berupa es gabus yang menurut Yani banyak peminatnya namun ia terkendala dengan tidak cukupnya anggota sehingga saat awal produksi es gabus ini sempat terputus.

Namun setelah itu, permintaan dari konsumen malah bertambah banyak, sehingga Yani mencoba untuk menseriuskan usaha es gabusnya dengan dibantu oleh anggota yang dulunya bekerja dibagian produksi cokelat miliknya saat bulan puasa. Akhirnya Yani memulai memproduksi tiap hari cokelat dan es gabus.

“Alhamdulillah sih sekarang permintaan ada 1000 potong per hari, minimal mulai 500 potong per hari. Satu pack itu isinya 10 dengan harga 18.000 ribu, ada juga yang kotak dengan 8 isi harganya 15.000 ribu. Tapi yang lebih laku yang packagingnya plastik. Karena mereka jual untuk eceran buat anak anak,” ujarnya.

Saat ditanyai perihal proses pembuatan es gabus, Yani menjelaskan bahannya berupa santan, tepung hunkwe, gula. Nantinya santannya dicampurkan bersama tepung hunkwe kemudian diberi perasa lalu di masak, seperti membuat agar-agar.

“Kayak yang di kulkas itu kan produksi kemaren tu nanti di potong,  setelah di potong-potong kayak gitu dimasukin ke kulkas freezer, kalo udah beku di packing kayak gini per isi 10 untuk di plastik. Karena ada yang minta kotak kita packing juga untuk isian kotak,” katanya.

Selain itu Yani juga mengeluarkan produk Naraya Chocolate terbaru yaitu cokobi, perpaduan cokelat yang isinya biji kopi Arabica utuh. Produk ini juga banyak diminati oleh konsumen. Sedangkan es gabus sendiri peminatnya mulai dari kalangan ibu-ibu hamil, kemudian orang yang ingin mengenang masa kecil.

“Kalau anak-anak karena gak tahu kan, ini es apa cuma pas udah makan, udah nyoba ketagihan, setelah nyicip mereka suka. Es gabus itu enaknya saat beku, kalo udah melunak dia rasa agar agar biasa aja,” ujarnya.

Menurut Yani es gabus ini dulunya yang membeli masih sekitaran Kota Payakumbuh, namun sekarang sudah mulai mencoba keluar kota, seperti ke Bukititnggi, Parit Melintang, dan Padang. Saking banyaknya permintaan Yani mengatakan untuk di Payakumbuh harus membuat  waiting list dulu.

“Perdana ngirim ke Padang itu 4,5 jam perjalanan masih aman, pakai sterofom yang dalemmnya ada es batu dan itu masih aman. Cuma udah ada minta buat luar kota lainnya tapi masih takut belum pernah nyoba, kalau Es gabus yang reseller nyetok ada di Gadut, Simpang Benteng, Koto Nan 4, Mudik ada,” katanya.

Yani berharap usahanya ini bisa lebih berkembang, lebih melahirkan produk dan variant terbaru, lebih banyak memperkerjakan orang, buka lapangan kerjaan untuk orang lain.

“Rencananya nanti mau bikin es keliling gitu, cuma lagi dirancang gitu dulu,” katanya. -(laila lubis)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *