DiTeras Band merupakan band lokal indie yang berasal dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Beranggotakan empat personil mulai dari Davis Saputra sebagai vocalis, Rio Raveska memainkan Gitar, Teddy David memainkan bass, dan Doni Pribadi memainkan drum.
Berawal dari project iseng-iseng pada masa pandemi yang di mana orang-orang banyak menghadapi keterbatasan gerak karena adanya PPKM pada saat itu, DiTeras Band beranggotakan empat personil yang merupakan teman sejak kecil serta berlatarbelakang pekerjaan yang berbeda memutuskan untuk mengisi hari-harinya dengan bermain musik setelah lama vakum dari industri ini.
Nama DiTeras Band sendiri diambil dari awalan nama keempat personil yang disambungkan menjadi satu namun setelah ditelaah lebih dalam, DiTeras Band ini memiliki filosofi yang berarti tempat di mana orang-orang berkumpul, mau itu keluarga atau teman-teman.
“Jadi kami ingin musik kami ini adalah musik yang di dengar oleh siapa saja dimanapun mereka berkumpul,” kata Davis saat ditemui sudutpayakumbuh.com di salah satu kafe di Payakumbuh pada Selasa, 7 Februari 2023.
Davis yang pada saat itu didampingi oleh dua personil lainnya, Doni dan Rio menjelaskan kepada sudutpayakumbuh.com bagaimana awalnya melakukan debut di lagu pertama, mulai dari mencoba-coba latihan hingga akhirnya membuat materi lagu dan lanjut melaju ke proses recording pada Oktober 2022.
“Bermain musik adalah hobi sejak dahulu dan yang benar-benar jalannya di musik mungkin cuma saya, kebetulan ada sound yang saya punya, dan teman-teman ini dua dari kami pekerja BUMN lah, kalau kami berdua sebenarnya freelanceaja,” ujarnya.
DiTeras Band dikatakannya lebih berfokus kepada produksi karya, hingga 2023 sudah ada tiga single lagu yang akan jalan. Dua sudah rilis dan satunya lagi sedang dalam tahap pengerjaan, dengan mengambil genre music alternative atau bisa dibilang Pop Rock, Davis dan kawan-kawan kembali mencoba mengembalikan isian-isian rock dalam tiap lagunya.
“Sudah lama sekali tidak mendengar band-band baru yang mengeluarkan isian lagunya adalah Pop Rock makanya kami coba kembalikan itu dengan konsep kami sendiri, digabungkan dengan Pop yang disukai banyak orang gitu. Jadi bisa dibilang alternatif atau Pop Rock isi lagunya,” katanya.
Davis juga mengatakan tujuannya bermusik serta berkarya bersama ketiga rekannya karena ingin berkarya dengan memasukkan konsep idealisme ke dalam musiknya.
“Band indie banyak yang rock tapi gak ada yang naik, nah kami berusaha menjual tapi masukkan idealisme. Apa yang kita kita sampaikan bisa enak didengar, diterima masyarakat, dan mengejar pasar itu nanti,” ujarnya.
DiTeras band melakukan latihan rutin setiap Sabtu di Palls Studio dan saat ini dijelaskannya sudah mempersiapkan materi enam lagu yang nantinya akan dijadikan Mini album pertama.
“Tiga lagu sudah ada, tiga lagu lagi dalam proses dan yang sudah kami rilis bisa teman-teman dengarkan di Youtube DiTeras Official, untuk digital platform seperti spotify, joox, itunes dan lainnya sedang otw,” ujarnya.
Lebih lanjut Davis menjelaskan single pertama DiTeras band diberi judul Pernah Berjaya yang menceritakan soal ingatan masa lalu tentang asiknya zaman nongkrong bersama kawan-kawan. Sedangkan single kedua berjudul Tak Menyerah, menurutnya single kedua ini lebih banyak mengandung bawang.
“Yang bikin lagu kan saya, saya membuat lagunya karena melihat orangtua yang tidak ada perjuangan untuk mencoba menyembuhkan dirinya, kebetulan saat itu lagi sakit. Jadi pengen dengar lagu ini memotivasi beliau cuma gak kesampaian, terinspirasinya dari orangtua cuma kan namanya tak menyerah bisa digunakan disegala lini lagunya,” katanya.
Meski masih band indie baru yang belum memiliki ikatan label, Davis menyampaikan beberapa hambatan ketika memproduksi lagu seperti terkendala soal pembuatan materi kemudian terkait dengan keuangan.
“Uangnya keluar dari saku kami sendiri untuk persiapan-persiapan lagu-lagunya, jadi ya mungkin kendalanya di situ keterbatasan keuangan yang kami miliki. Selain itu kami berusaha untuk banyakin promosi, salah satunya berkenalan dengan teman sudut agar lagu-lagu kami bisa diangkat juga.minimal bisa didengar sama orang-orang di Payakumbuh,” ujarnya.
Dalam membuat karya DiTeras band terinspirasi dari band-band tahun 90an, seperti Bon Jovi, BIP, Dewa 19, dan Queen.
“Mengambil unsurnya dan gabungkan di musiknya dan kami memiliki keyakinan dengan lagu kami ini bisa memgembalikan nostalgia-nostalgia kita di zaman 90an, bisa kami janjikan itu, soalnya melodi kami ini melodi vocal yang mendekati lagu 90a,” katanya.
Menurut Davis sebagai seorang musisi atau seniman tentu menginginkan karya-karyanya dalam waktu dekat bisa didengarkan serta dinikmati oleh masyarakat Payakumbuh. Sedangkan untuk jangka panjang ingin didengar oleh masyarakat Indonesia.
“Karena sudah lama band indie di Payakumbuh ini vakum di sini, semoga dari kami juga ini bisa bangkit lagi dan musisi lainnya bakalan bermunculan lagi di Payakumbuh. Karena yang kami lihat Payakumbuh ini gudangnya para musisi juga,” ujarnya.