Rantak Puisi menjadi salah satu lomba yang akan digelar pada perhelatan Payakumbuh Poetry Festival (PPF) 2022.
Rantak Puisi merupakan salah satu pertunjukan puisi yang menarik dan berbeda dari perlombaan baca puisi lainnya sehingga Payakumbuh Poetry Festival atau PPF 2022 patut menjadi salah satu iven yang wajib dikunjungi menjelang berakhirnya tahun 2022 ini.
Kurator PPF 2022 Heru Joni Putra mengatakan Rantak Puisi ini merupakan lomba baca puisi eksperimental yang tentunya berbeda dari lomba baca puisi umumnya.
“Rantak Puisi pada mulanya merupakan adaptasi bebas dari Slam Poetry tapi kemudian mengerucut menjadi semacam lomba pembacaan puisi eksperimental yang bersifat terbuka dan diselenggarakan ketika PPF sedang berlangsung,” katanya.
Menurutnya dalam Rantak Puisi di PPF 2022 ini peserta tidak terikat dengan sejumlah ketentuan lomba baca puisi umumnya.
“Pada Rantak Puisi nantinya peserta bebas membacakan puisi sekreatif mungkin di sekitar wilayah pelaksanaan PPF,” ujar Heru Joni Putra.
Ia menjelaskan bahwa cara penjurian pada Rantak Puisi pun sedikit berbeda dengan lomba puisi umumnya, dimana jika dalam lomba puisi umumnya para juri duduk di tempat khusus, maka dalam Rantak Puisi lain lagi.
“Yang menjadi juri dari lomba ini tidak diberitahu kepada peserta, namun juri ini berkeliaran di antara penonton dan pengunjung umumnya selama acara PPF berlangsung,” kata penyair asal Payakumbuh ini.
Seperti yang diketahui bahwa PPF 2022 sendiri akan berlangsung selama 3 hari yaitu pada 4-6 Desember 2022 mendatang di Agamjua Art and Culture Cafe, Payakumbuh.
Selain Rantak Puisi, pengunjung juga bakal disuguhi pertunjukan Puisi Bunyi dan Puisi Visual.
Yang tak kalah ‘unik’ dan seru, di PPF 2022 akan ditampilkan pula Syair Sufi dari Surau Minangkabau yang magis itu.
Bagi yang gemar dengan kuliner tradisional, di PPF 2022 sejumlah kuliner ‘khas’ Payakumbuh dan Limapuluh Kota juga disediakan dan sambil menyaksikan berbagai pertunjukan, pengunjung bisa mencicipi lezatnya aneka kuliner tradisional.
Secara terpisah, Direktur PPF 2022, S Metron Masdison menambahkan bahwa penyelengara memang berupaya mengemas puisi dalam berbegai bentuk agar bisa dinikmati masyarakat umum.
“Pertunjukan-pertunjukan puisi tersebut dikemas sedemikian rupa, sehingga menjadi lebih menarik untuk disaksikan siapa saja,” ujar budayawan asal Sumatera Barat ini.
Di sela-sela berbagai pertunjukan menarik di atas, dalam PPF 2022 juga diagendakan diskusi dan bincang buku. Penyair dari Indonesia dan Asia Tenggara bakal hadir sebagai pemateri diskusi dan bincang buku ini.