SudutPayakumbuh.com – Pameran Seni Rupa Mixed Media “SNAI” yang sudah dibuka sejak 20 Agustus 2022 dan akan berakhir 27 Agustus mendatang menghadirkan 25 perupa yang berkolaborasi menampilkan karya terbaiknya di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat.
Salah satunya merupakan perupa asal Kuranji, Nagari Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota Romi Armon, dengan mengusung tema lukisan ‘Hopeful Deep Prayer’, dimana lukisan tersebut dipajang pada dinding berwarna merah sebelah kiri sesudah pintu masuk galeri.
Romi menjelaskan bahwa Hopeful Deep Prayer bercerita tentang sebuah pengharapan terdalam dan sungguh dari seorang hamba kepada Tuhannya.
“Berangkat dari kesadaran bahwa setiap makhluk itu lemah, galaksi, bumi dan segala isinya tak terkecuali manusia sebagai makhluk terbaik pun tak akan mampu berbuat apapun tanpa seizin zat Yang Maha Kuasa,” katanya kepada sudutpayakumbuh, Senin 22 Agustus 2022.
Pendiri Kato Art Lab ini menjelaskan bahwa lukisan tersebut sudah digarap sejak 2019 yang lalu, meski sempat dibiarkan saja karena pada saat itu belum menemukan bentuk artistik yang sesuai dengan keinginan. Jika terjadi hal seperti itu, Romi akan menggarap karya yang lain dulu, sampai nanti menemukan hal yang cocok untuk karya tersebut.
“Untuk menyelesaikan karya ini sekitar 1-2 minggu dalam pengerjaan santai, tapi sebenarnya ukuran waktu pengerjaan tidaklah sesuatu yang menentukan lukisan itu bagus atau tidak,” katanya.
Dalam membuat karya lukisan ini, Romi memulainya dengan membuat sketsa awal terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan membentuk menggunakan teknik menjahit, menumpuk bahan, mengoyak, dan menyulam.
“Kira-kira seperti orang membuat boneka, dengan memanfaatkan bermacam bahan, diantaranya busa, kapas, kain, benang. Setelah itu baru membuat tekstur dan melukisnya,” ujarnya.
Ia mengaku bahwa dalam berkarya termasuk orang yang senang bereksperimen dan menikmati pengalaman mengotak-atik benda serta bermain bentuk untuk menemukan bentuk-bentuk artistik yang dirasa indah.
“Dengan cara memotong, menyusun, menjahit, dan menumpuk,” katanya menambahkan.
Tak hanya itu, Romi juga membahas beberapa simbol yang ada di dalam lukisannya, jika dilihat dengan mata dalam keseluruhan lukisan yang terpajang terdapat simbol figur manusia yang membelakangi. Menurut Romi pada punggung tersebut terlihat tunggul sayap yang sudah terpotong yang memiliki arti penggambaran malaikat yang sudah kehilangan tuahnya, manusia bukanlah tempat sandaran yang kuat dan abadi.
“Lalu ada juga sehelai bulu yang terbang untuk memperkuat simbol malaikat, ada kayu atau pohon putih yang dirajah tulisan arab dengan kalimat doa adalah simbol tumbuhnya pengharapan dan doa-doa, kemudian warna biru merupakan penggambaran kedalaman dan khidmat atau khusuk, sedangkan warna ungu penggambaran keagungan,” ujarnya.
Menurut romi dalam setiap karya lukisan tersebut seperti titik, garis, simbol, dan warna itu ada muatan makna di dalamnya.
“Bisa jadi itu hanya sebagai unsur estetika atau sebatas kebutuhan astistik belaka,” katanya.