Penulis: Siti Nurlaila Lubis
Menjalani hidup itu bukan berarti hanya peduli dengan diri sendiri tapi juga peduli dengan manusia lainnya, dan memberikan apresiasi kepada orang lain merupakan salah satu cara menghargai paling baik antarsesama manusia. Mengapresiasi orang lain tidak selalu mengeluarkan hal-hal besar tapi banyak datang dari hal-hal kecil. Sederhananya seperti mengucapkan terimakasih ketika ada orang yang membantu kita, mengatakan tolong ketika tak sanggup melakukan pekerjaan sendiri dan meminta maaf bila melakukan kesalahan.
Kimbab Family merupakan salah satu konten kreator Youtube yang berdomisili di Korea Selatan. Konten video dengan 1,77 juta subscriber itu dikelola oleh sepasang suami istri, Mama Gina berasal dari Indonesia dan Appa Jay yang berasal dari Korea. Pasangan ini dianugerahi tiga orang anak yang masih kecil, dua perempuan bernama Suji dan Yunji dan satu laki-laki bernama Jio. Keluarga kecil ini membuat video yang berisi tentang keseharian mereka selama tinggal di Negeri ginseng tersebut.
Dari mereka kita bisa belajar bahwa menciptakan kehangatan dalam keluarga dimulai dari hal-hal yang mendasar. Salah satunya parenting. Cara mengasuh dan mendidik anak yang dilakukan oleh Mama Gina dan Appa Jay sangatlah baik, tak jarang di setiap moment-moment yang dibagikan di dalam video keseharian mereka, anak-anak menampakkan sisi lain yang membuat penonton tersentuh dengan tingkah ketiga buah hati mereka.
Mereka seperti paham bagaimana seharusnya menjadi seorang anak yang tahu dengan tata krama, sopan-santun, menghargai antarsaudara, dan mengapresiasi tiap perbuatan yang dilakukan oleh orang tua atau sesama saudaranya. Misalnya saja ketika Mama Gina selesai memasak kemudian suami dan anak-anaknya mencicipi masakan ibunya. Lalu mereka saling melepar pujian manis, “Eomma, ini enak sekali, terima kasih,” “Kerja bagus, Eomma,” “Eomma saranghae” dan bentuk-bentuk ucapan lainnya.
Kita tahu bahwa di Korea mulai dari orang biasa, public figure dan IDOL, mereka sering memberikan apresiasi kecil kepada para staf-staf yang bekerja. Mereka saling menghormati dan menghargai satu sama lain, makanya hubungan antara keduanya terlihat begitu dekat. Tak hanya itu, 9 Juni 2021 menjadi hari kebahagiaannya para ojek online (Ojol) yang menjadi kurir pengantaran pesanan BTS MEAL X Macdonald di seluruh gerai yang ada di Indonesia. Seharian mereka mengantri hanya untuk memesan salah satu makanan yang sedang berkolaborasi dengan boyband Bangtan Sonyeondan (BTS) asal Korea Selatan itu.
Pemesanan dibuka dari pukul 11.00 siang hingga pukul 17.00 sore WIB, antrian di sepanjang halaman Drive Thru membludak sampai ke jalan. Begitulah semangatnya para ARMY, sebutan untuk para fans BTS ketika tahu idola mereka membuat kolaborasi dengan salah satu brand makanan yang terkenal seglobal.
Namun ada sisi lain yang bisa merubah pandangan kita bahwa melihat orang lain mendapatkan rezeki berlebih adalah kebahagiaan yang tak bisa terhitung nilainya. Mengapa demikian? Karena banyak ARMY Indonesia memberikan apresiasi dengan membuat kartu ucapan yang diselingi dengan hadiah kecil dalam bentuk minuman atau makanan, salah satunya seperti ini “Terimakasih, pak Ojol! Berkat bapak saya jadi bisa mendapatkan BTS MEAL nya, maaf ya pak bikin antri lama. Semangat dan sehat selalu ya pak.”
Selain dari cerita itu, bentuk apresiasi lainnya pun sering ditemukan saat mahasiswa telah menyelesaikan kuliahnya. Bisa jadi ketika seberes seminar proposal dan ujian komprehensif alias sidang skripsi. Teman-teman terdekat banyak berdatangan dengan membawa bunga yang indah, bingkisan-bingkisan yang isinya kudapan, slempang bertuliskan gelar, flayer bergambar diri sendiri dan hal menarik lainnya. Semua itu dipersembahkan untuk seseorang yang sudah berjuang keras menyelesaikan skripsinya.
Hal semacam ini tidak dilakukan oleh satu orang saja tapi banyak manusia-manusia di luar sana yang memberikan sentuhan kecil seperti ini. Mungkin ini kelihatan sepele dan merasa “ah gitu doang”. Tapi cara mereka menghargai apa yang dilakukan orang lain itu, tidak semua manusia mampu melakukannya, mungkin terpikirkan untuk menciptakan budaya seperti itu saja barangkali tidak ada. Alangkah lebih baiknya kita sendiri belajar untuk menciptakan hal-hal serupa yang membuat orang lain bersemangat menjalani hari-harinya.
Belajar mengapresiasi orang lain bukanlah tindakan kriminal yang kebebasannya dibatasi tapi belajar mengapresiasi orang lain itu adalah dorongan dari hati nurani. Kita manusia bebas untuk mengekspresikan bentuk dari apresiasi itu sendiri, bisa seperti cara yang sudah disebutkan di atas atau punya cara sendiri yang lebih baik menurut pribadi masing-masing.
Dengan mengapresiasi mereka, itu bisa membantu yang tadinya tidak semangat dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas jadi bersemangat lagi, yang tadinya ingin berhenti menjadi kurir kemudian bertemu dengan pelanggan yang memiliki etika baik, sehingga membuatnya sadar kalau kebahagiaan pelanggan mendapatkan barang pesanan adalah kebahagiaan para kurir juga.
Tak ada yang tahu darimana dan karna siapa hidup seseorang bisa berubah, mungkin karna perbuatan kita atau perkataan baik dari diri kita. Jadi dengan terus mengapresiasi apapun yang dilakukan orang lain, entah sedang dalam kondisi bekerja, kuliah, sekolah, dan lainnya. Marilah mulai dari hal-hal kecil karena siapa tahu berakhir menjadi perubahan yang besar.